Sunday, December 30, 2007

Mengapa Tasauf Dipinggirkan?

SOALAN: Kenapa ramai kalangan kita yang menentang amalan tasawuf sedangkan kalangan ulama dahulu ramai yang mengamalkan tasawuf? Di antara ulama tersebut seperti ulama besar Syaikh Mohammad Said, Tok Kenali, Tok Pulau Manis, Tok Selihor dan ramai lagi. Dan sebahagian mereka ini telah memilih kitab Hikam Syaikh Ataillah As Sakandari sebagai buku rujukan dan kitab bacaan mingguan mereka. Kenapa hari ini ulama kita tidak mengikuti jejak mereka? Malahan dikatakan ada yang mengutuknya terutama mereka yang mengaku pembela sunah?

– Muhammad Iskandar Dahrawi,

Semenyih, Selangor.

seterusnya

Berapa Nilai Bayaran Mutaah Perceraian?

SAYA baru bercerai dengan suami dan diberitahu bahawa saya boleh menuntut mutaah, selain nafkah edah serta harta sepencarian. Apakah sebenarnya mutaah itu dan berapakah jumlah yang boleh saya tuntut? Bagaimana hakim menilainya kerana bekas suami mengatakan mutaah itu mengikut suka hati beliau hendak beri berapa, sedangkan beliau menceraikan saya selepas berkahwin secara sindiket dengan setiausahanya. Saya tidak bersetuju mendapat sedikit saja bayaran kerana saya kini tidak bekerja dan tiada harta. Dulu saya bekerja sebagai pegawai tadbir di syarikat swasta dengan pendapatan RM5,000 sebulan, tetapi selepas mempunyai tiga anak, suami menyuruh berhenti untuk menjaga anak dan menguruskan rumah tangga. Suami saya seorang kontraktor dan 10 tahun lalu berjaya menjalankan projek perumahan di sekitar Kuala Lumpur dan Selangor atas bantuan saya menyediakan kertas kerja serta urusan akaun syarikatnya. Bagaimana saya ingin mendapatkan jumlah bayaran sewajarnya?

SETERUSNYA

Mahu Anak Lelaki Tetapi Dapat Perempuan (dan sebaliknya)

FIRMAN Allah, Dan apabila dikhabarkan kepada seseorang dari mereka bahawa ia beroleh anak perempuan, muramlah mukanya sepanjang hari (kerana menanggung dukacita), sedang ia menahan perasaan marahnya dalam hati. (An-Nahl: 58)

Huraian

Al-Quran telah menunjukkan gambaran tentang sikap buruk orang arab Jahiliah yang apabila dikurniakan anak perempuan mereka merasa terlalu dukacita sehingga ternampak kemurungan di wajah masing-masing.

Memendam perasaan marah dan dukacita seolah-olah anak perempuan itu membawa kecelakaan kepada keluarga mereka. Sedangkan anak perempuan juga adalah kurniaan Allah s.w.t seperti anak lelaki.

Mengapa mereka berdukacita, sedangkan mereka sendiri tidak berkuasa untuk menentukan jantina anak di dalam rahim ibu, apatah lagi untuk meniupkan roh ke dalam janin.

seterusnya

Lrangan Mengusir Balu Dari Rumah Suaminya

FIRMAN Allah s.w.t: Dan orang-orang yang akan meninggal dunia antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (iaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya).

Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa kepada kamu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang makruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (al-Baqarah: 240)

seterusnya

Monday, December 24, 2007

Adakah Sahih Bukhari semuanya hadis sahih?

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan terlebih dahulu agar tidak rancu (keliru) dalam memahami duduk permasalahannya.

Al-Imam Al-Bukhari adalah seorang muhaddits yang lahir tahun (810-896). Beliau banyak melakukan kritik hadits dan masterpiece beliau adalah kitab yang disebut dengan istilah Ash-Shahih. Orang biasa menyebutnya dengan shahih Bukhari. Judul lengkapnya adalah Jami' Ash-Shahih Al-Musnad Al-Mukhtashar min Haditsi Rasulillah shallallahu 'alaihi wasallam wa sunanihi wa ayyamihi.

Kitab yang berisi 7.275 hadits secara terulang-ulang atau 4000 haditsbila tidak diulang-ulangini oleh semua ahli hadits diakui sebagai kitab yang sudah mengalami seleksi yang teramat ketat dan tidak main-main.

Agar sebuah hadits bisa lolos seleksi (melepasi piawaian) ketat Al-Imam Bukhari dan tertulis di dalamnya, maka proses yang dialaminya menjadi sangat panjang.

Misalnya, para perawi yang meriwayatkan hadits ini harus lolos seleksi yang teramat ketat. Karena Al-Bukhari menelusurinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Nyaris tidak ada seorang pun yang pernah berdusta yang akan dipakai hadits oleh beliau.

Bahkan jangankah berdusta, sekedar berpakaian kurang sopan dan tidak selayaknya dalam pandangan masyarakat, sudah dinilai miring (bermasalah) oleh beliau. Maka hadits-hadits yang diriwayatkan oleh orang tersebut pastilah mengalami diskualifikasi. Tidak masuk ke dalam jajaran hadits di dalam kitab beliau.

Maka keshahihan semua hadits yang ada di dalam kitab As-Shahih yang disusun oleh Al-Bukhari telah menjadi ijma' ulama sedunia. Bahkan kitab ini mendapat julukan kitab tershahih kedua setelah Al-Quran Al-Kariem.

Kitab Karya Al-Bukhari Selain Ash-Shahih

Namun yang jarang diketahui adalah ternyata Al-Imam Al-Bukhari punya karya hadits yang lain selain kitab Ash-Shahihnya. Di mana karya-karya itu memang memuat hadits, namun beliau sendiri tidak menjamin apakah hadits yang ada di dalam karyanya itu shahih atau tidak.

Kalau beliau tidak menjamin, bukan berarti pasti tidak shahih. Tidak demikian cara kita memahaminya. Namun beliau tidak melakukan penyeleksian seperti ketika menyusun Ash-Shahih.

Di antara kitab yang pernah ditulis oleh beliau adalah duakitab kecil yang diberi judul Raf'ul Yadain (mengangkat kedua tangan) dan Ashshalatu khalfal imam (shalat di belakang imam). Kedua kitab ini cukup tipis, meski berisi hadits juga. Dan beliau tidak menjaminkan keshahihan hadits-hadits yang ada di dalamnya.

Selain itu juga ada kitab Adabul Mufrad yang berisi sekitar1000-an hadits, di mana beliau pun tidak memberikan jaminan keshahihannya.

Selain kitab hadits, ternyata Al-Imam Al-Bukhari juga seorang penulis sejarah. Dua kitab sejarah yang beliau susun adalah At-tarikh Al-Kabir dan At-Tarikh Ash-Shaghir. Keduanya sejak pertama kali ditulis, sama sekali tidak bicara tentang hadits nabawi. Kitab ini adalah kitab sejarah, jadi sama sekali bukan kitab hadits.

Maka jangan berharap untuk mendapatkan hadits-hadits yang shahih sebagaimana yang kita dapat dari kitab Ash-Shahih.

Kesimpulan

Jadi semua hadits yang terdapat di dalam kitab Ash-Shahih dipastikan atau dijamin keshahihannya. Sedangkan bila tidak terdapat di dalamnya, meski pun ditulis oleh Al-Bukhari, belum tentu hadits itu shahih.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Lawati sumbernya

Tingatan Ulama Syariah

Di dalam situs ini saya banyak belajar dan berkenalan dengan beragam ulama. Pertanyaannya, apakah di antara para ulama itu ada jenjang atau struktur kesenioran atau semacam tingkatan?

Aggress Santosa

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kalau ada tingkatan atau level di kalangan ahli syariah, sebenarnya bukan derajat keimanan atau ketaqwaan, melainkan tingkat keahlian dan profesionalitas. Ibarat dunia kedokteran, ada dokter umum dan ada dokter spesialis. Tapi semua itu bukan jaminan bahwa dokter tidak akan terserang penyakit atau tidak bisa mati.

Syeikh Abu Zahrah, ulama besar Mesir mencoba membuat klasifikasi para ahli ijtihad menjadi beberapa klasifikasi, misalnya mujtahid mutlaq (mustaqil), mujtahid muntasib, mujtahid fil mazhab dan mujtahid fi at-tarjih.

1. Mujtahid mutlaq (mustaqil)

Ini adalah level mujtahid yang paling tinggi. Untuk sampai ke level ini, awalnyaseseorang harus memenuhi dulu standar dasar yang harus dimiliki seorang mujtahid.

Kemudian tambahannya adalah dia harus bisa membuat metologi ijtihad (ushul fiqih) sendiri tanpa meniru atau mengadaptasi dari orang lain. Dari hasil konsepnya itu, dia melakukan ijtihad pada semua sisi kehidupan mulai dari urusan thaharah sampai urusan kenegaraan, yang kemudian disusun menjadi kumpulan hasil ijtihad yang murni hasil dari kesungguhan dirinya. Bukan kutipan juga bukan contekan dari mujtahid lain. Kecuali kalau kebetulan hasilnya sama.

Contoh mujtahid mutlak adalah 4 imam mazhab yang kita kenal:

  • Al-Imam Abu Hanifah (80-150 H)
  • Al-Imam Malik (93-179H)
  • Al-Imam Asy-Syafi'i (150-204 H)
  • Al-Imam Ahmad bin Hanbal

Mereka yang merumuskan metodologi istimbath hukum dan sistem pengerjaannya, selain mereka juga menggunakannya untuk berijtihad, di mana sistem dan hasil ijtihadnya kemudian dijadikan rujukan oleh mujtahid di level bawahnya.

Kalau kita ibaratkan ilmu matematika, mereka ini kira-kira seperti orang yang menemukan rumus segi tiga siku-siku Phitagoras, a kuadrat sama dengan b kuadrat kali c kuadrat. Atau yang menemukan rumus luas lingkaran.

Siapa pun orang yang datang kemudian, kalau mau mengukur segi tiga siku-siku atau mengukur luas lingkaran, pasti tidak akan bisa lepas dari rumus dasar itu.

2.Mujtahid Muntasib

Pada level kedua, kita bertemu dengan para mujtahid yang disebut muntasib. Sesuai namanya, muntasib adalah orang yang melakukan instisab, yaitu berafiliasi kepada suatu mazhab tertentu.

Jadi mereka tidak menciptakan mazhab sendiri dalam arti tidak merumuskan sistem ijtihad dan istimbath. Mereka adalah orang yang datang belajar sistem itu hingga betul-betul menguasai sepenuhnya, setelah itu merekamenjadi pengguna langsung untuk melakukan berbagai ijtihad dalam masalah syariah.

Namun dari segi kemampuan, sesungguhnya mereka sudah bisa melakukan perumusan sistem ijtihad sendiri. Tapi biasanya mereka tidak melakukannya, karena apa yang sudah dirintis oleh guru mereka sudah lebih baik dan lebih maju.

Bahkan mereka malah menjadi tonggak yang ikut menguatkan suatu mazhab yang sudah ada, karena mereka menjadi pembela sekaligus berjasa mempopulerkannya kepada khalayak.

Kalau kita ibaratkan kira-kira mereka adalah para programer yang ikut pada OS Open Source semacam komunitas Linux. Walau pun mereka bisa bikin sendiri tapi umumnya mereka lebih banyak menjadi pengguna, meski sesekali ikut menyumbangkan karya. Di tangan mereka inilahOS Open Sourcebisa tetap eksis.

Menurut Ibnu Abidin, sebagaimana dikutip oleh Abu Zahrah, pada tiap-tiap mazhab dari keempat mazhab itu ada mujtahid dengan level muntasib.

2.1. Muntasib Mazhab Hanafi

Yang termasuk ke dalam kategori ini adalah Muhammad bin Hasan As-Syaibani (131-189H) dari mazhab Abu Hanifah. Beliau adalah murid langsung Imam Mazhab dan menjadi muntasib pada mazhab yang beliau rintis, sekaligus menjadi pilar yang menguatkan mazhab ini.

Selain itu juga ada Al-Qadhi Abu Yusuf (113-182H) yang amat terkenal itu. Mereka berdua adalah pasangan ulama yang tidak bisa dilepaskan dari nama besar mazhab Abu Hanifah, biasa disebut singkat: Abu Yusuf dan Muhammad.

2.2. Muntasib Mazhab Maliki

Di dalam yang didirikan oleh Al-Imam Malik rahimahullah, kita mengenal ulama besar seperti Abdurrahman bin Al-Qasim (132-191H). Beliau ini levelnya sebenarnya mujtahid mutlak, karena sudah bisa membuat sistem mazhab sendiri.

Namun sebagai murid langsung Al-Imam Malik selama 20 tahun, lebih lebih senang menyempurnakan mazhab gurunya. Termasuk di antara jasa beliau adalah menyempurnakan kitab Al-Mudawwanah Al-Kubra, kitab induk dalam mazhab ini.

2.3. Muntasib Mazhab Asy-Syafi'i

Nama yang bisa disebut untuk muntasib mazhab ini adalah Al-Muzani. Lengkapnya adalah Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al-Muzani (175-264H). Sang guru, Al-Imam Asy-Syafi'i sampai berkomentar begini, "Al-Muzani adalah pembela mazhabku."

Beliau memang berkarya besar untuk mazhab gurunya, di antaranya adalah kitab Al-Mabsuth (Al-Mukhtashar Kabir) dan Al-Mukhtashar Shaghir. Murid Al-Muzani tersebar di seantero khilafah Islamiyah sehingga mazhab gurunya ini dikenal dari ujung barat sampai ujung timur dunia.

Selain itu juga ada Al-Buwaithi (w.231 H) yang oleh As-Syafi'i diwariskan halaqoh di Baghdad dan menulis banyak tentang mazhab ini.

3. Mujtahid fil mazhab

Mereka ini adalah mujtahid yang tidak membuat sistem sendiri, juga tidak berijtihad sendiri. Mereka menggunaka sistem dari mazhab masing-masing dan mengikuti hasil ijtihadnya juga.

Mereka hanya berijtihad manakala di dalam mazhab mereka belum ada hasil ijtihad. Karena persolaan hukum akan terus ada dan tidak pernah berhenti.

Maka pada saat tidak hasil ijtihad dari mazhabnya yang sekiranya cocok dan bisa dijadikan jawaban, mereka barulah berupaya untuk berijtihad.

Dari kalangan mazhab Al-Hanafiyah, yang termasuk ulama mujtahid fil mazhab adalah Abul Hasan Al-Karkhi (260-340H) dan Hasan bin Az-Ziyad (w. 204H). Dari kalangan Maliki adalah Muhammad bin Abdullah Al-Abhari (89-375H). Dari kalangan mazhab Syafi'i adalah Ibnu Abi Hamid Al-Asfraini (344-406H).

4. Mujtahid fi at-tarjih

Pada level paling bawah, ada mujtahid fit tarjih. Peran mereka bukan membuat sistem, juga tidak berijtihad sendiri, juga tidak melakukan ijtihad yangbelum ada ijtihad sebelumya.

Mereka 100% mengikuti sistem dan ijtihad dari para seniornya. Dan karena sudah banyak hasil ijtihad dari para senior dan terkadang hasilnya agak berbeda, maka peran mereka adalah melakukan tarjih.

Namun tarjih yang mereka lakukan bukan dalam arti mementahkan hasil ijtihad, melainkan mencoba melakukan studi komparasi antara semua hasil ijtihad dari keempat mazhab itu, lalu melakukan penelitian ulang atas dalil-dail yang digunakan serta analisa tentang keunggulan dari masing-masing mazhab.

Mengapa masih harus ada tarjih?

Salah satu sebabnya adalah perubahan zaman yang sangat dinamis serta kondisi tiap negeri yang selalu berbeda. Sehingga ada ijtihad yang cocok diterapkan di suatu negeri tapi barangkali kurang tepat kalau diterapkan di negeri yang lain.

Juga ada mazhab yang bisa diterapkan pada zaman tertentu dan kurang tepat untuk masa yang lain.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

sumber

Friday, December 21, 2007

Jumlah Pembahagian Korban

SOALAN
Saya difahamkan seekor lembu boleh dibahagikan kepada tujuh bahagian. Tetapi saya keliru tentang bilangan pembahagian korban?

JAWAPAN:
Dalam ibadah korban seekor lembu harus dikongsikan oleh tujuh orang. Sama ada seorang satu bahagian atau seorang dua bahagian dan sebagainya.

Sekiranya seekor lembu disertai tujuh orang maka pembahagiannya ialah seorang satu bahagian. Bilangannya ialah sekiranya daging lembu selepas disembelih dah dilapah beratnya 100 kilogram (kg), maka dibahagikan dengan tujuh jadilah seorang dapat lebih kurang 14 kg. Ini bererti setiap seorang bahagiannya 14 kg. Daripada 14 kg itu 1/3 boleh diambil oleh peserta korban atau lebih kurang 4.5 kg. Dan yang lebihnya hendaklah diagihkan kepada fakir miskin dan orang yang memerlukannya.

seterusnya

Thursday, December 20, 2007

Hukum Qurban

* Menurut mazhab Syafie, hukumnya sunat muakkad.

* Imam Abu Hanifah berpendapat korban hukumnya wajib tetapi tidak fardu.

* Dilakukan pada hari-hari Tasyrik sahaja, iaitu sesudah selesai solat sunat Aidiladha pada 10 Zulhijjah hingga terbenam matahari di akhir hari Tasyrik (13 Zulhijjah).

* Jumhur ulama berpendapat korban hanya sunat.

* Fatwa Syeikh Hasanain Makhluf (Rektor Universiti al-Azhar- dikeluarkan pada 22 Oktober 1974):- Tidak harus ditukar korban dengan harganya bagi menampung keperluan fakir miskin yang memerlukan bantuan, kerana tujuan utama ibadat ini ialah menumpahkan darah haiwan. (Amalan ini adalah syiar Islam yang tersirat di sebalik pengorbanan Nabi Ibrahim a.s ketika melaksanakan perintah Allah menyembelih anaknya Ismail a.s.)

* Wajib melakukan korban ke atas orang mengerjakan haji cara tamattuk, qiran, bernazar (dilakukan di Mekah semasa berhaji).

* Korban nazar, wajib segera diagihkan daging segar kepada fakir miskin. Jika daging telah busuk wajib (bagi orang bernazar korban) beli daging baru sebagai ganti untuk diagihkan kepada fakir miskin.

* Daging sembelihan korban termasuk kulit dan tanduk tidak boleh dijual atau dijadikan upah kepada tukang sembelih mahupun tukang lapah meskipun korban sunat.

* Daging korban tidak boleh dijadikan jamuan kenduri kahwin.

* Daging korban hanya boleh dimakan atau diagihkan kepada orang Islam sahaja.

* Korban dan akikah ada persamaan dalam hukum tetapi berlainan dalam hikmah dan tujuannya. Oleh itu orang belum akikah boleh buat korban dan sebaliknya.

sumber

Sunat-sunat Bagi Orang Yang Melakukan 'Qurban'

Perkara sunat bagi orang yang melakukan korban:

* Menyembelih sendiri binatang sembelihan korban atau mewakilkan kepada orang lain jika ada halangan atau tidak berdaya melakukannya sendiri.

* Menyembelih ternakan korban di musalla (tanah lapang) bagi memperlihatkan syiar Islam (sabda Rasulullah s.a.w.: Bahawasanya baginda menyembelih dan berkorban di musalla. (riwayat Bukhari)

* Hendaklah menyembelih dengan pisau yang tajam.

* Ketika hendak menyembelih ucapkanlah: Bismillahi wallahu Akbar.

* Baringkan binatang korban pada sebelah sisi kirinya dan memegang pisau dengan tangan kanan dan pegang atau tahan lehernya dengan tangan kiri (sabda Rasulullah: Dari Anas radiallahu ‘anhu, bahawasanya Nabi s.a.w menyembelih dua ekor kibas yang bagus dan bertanduk. Baginda mengucapkan basmalah dan bertakbir serta meletakkan kakinya di samping lehernya” (riwayat Bukhari & Muslim)

* Binatang korban yang gemuk, sihat dan tidak cacat pada anggota tubuh badannya serta cukup umur.

* Menyaksi sendiri upacara penyembelihan binatang yang dikorbankan.

* Sembelih ternakan korban sesudah selesai solat dan dua khutbah Hari Raya.

* Elakkan ternakan korban melihat pisau diasah untuk sembelihan.

* Orang yang menyembelih menghadap kiblat.

* Cari tempat yang lembut ketika melakukan penyembelihan.

* Orang yang berkorban berdoa ketika sembelihan dilakukan.

* Tidak menggunting rambut dan memotong kukunya setelah masuk 1 Zulhijjah hingga ke hari dia berkorban. Sabda Rasulullah: Barang siapa yang memiliki sembelihan untuk disembelih, maka apabila masuk bulan Zulhijjah, maka janganlah sekali-kali memotong rambutnya dan kukunya sehingga dia berkorban. (riwayat Muslim)

* Makan daging sembelihannya, bersedekah dan menyimpan dagingnya yang lebih. Firman Allah s.w.t: Makanlah sebahagian daripadanya, dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (Al-Hajj: 28)

sumber

Wednesday, December 19, 2007

Berapa Akikah Untuk Anak Lelaki / Perempuan?

SOALAN

Assalamualaikum,
Saya ada sedikit pertanyaan.
Kalau nak buat kekah untuk anak lelaki dan perempuan camne?
Seorang anak lelaki berapa ekor kambing atau berapa tumpok daging lembu.
Kalau anak perrempuan camne pula.

Minta tolong terangkan.

Wassalam


JAWAPAN

Anak lelaki 2 ekor kambing, anak perempuan seekor kambing.

Kalau lembu anak lelaki 2 bahagian, perempuan 1 bahagian

* Dijawab oleh Ustaz Keramatau

http://www.bicarasufi.com/bsc/viewtopic.php?t=18162

Bolehkah Baca Doa Daripada Al-Quran Ketika Haid?

SOALAN

Orang perempuan yang haid, tak boleh baca quran, doa-doa yang 'seketul' dari al-Quran bagaimana? Contohnya doa naik kenderaan, doa belajar dan lain-lain.


JAWAPAN

Alhamdulillah

Apabila orang-orang tersebut (wanita haidh, nifas, istihadhoh dan juga lelaki junub dan wanita junub) membaca sebahagian dari zikir dari Al Quran, seperti ketika hendak makan dia membaca "bismillah" dan akhir makannya dia membaca "alhamdulillah". Atau ketika hendak naik kenderaan dia membaca "Subhanalladzi sakharalanaa... dst" Dan lain-lain sebagainya, demikian itu apabila orang itu hanya berniat zikir saja, tidak haram. Jika orang itu berniat membaca Al Quran, hukumnya haram. Atau berniat kedua-duanya, juga haram.

wallahu'alam
(sila rujuk Kitab Kifayatul Akhyar oleh Imam Taqiyuddin Abu Bakr bin Muhammad Al Husni Al Husaini)

*Jawapan oleh Ustaz Miskin

http://www.bicarasufi.com/bsc/viewtopic.php?t=17509

Kenapa Ulama Berpeza Pendapat?

ANTARA SEBAB-SEBAB PERBEZAAN PENDAPAT PARA ULAMA MUKTABAR

MUQADDIMAH

1. PERBEZAAN QIRAAT اختلاف القراءات
Contoh : Basuh kaki atau sapu kaki ketika wudhuk.
Firman Allah :
يا أيها الذين آمنوا إذا قمتم إلى الصلاة فاغسلوا وجوهكم وأيديكم إلى الـمرافق وامسحوا
برؤوسكم وأرجلَِكم إلى الكعبين (الـمائدة : 6)
"Wahai orang beriman, apabila kamu bangun untuk solat maka basuhlah muka kamu dan (basuhlah) dua tangan hingga siku, dan sapulah dengan kepala kamu dan (basuhlah/sapulah) kaki kamu...".

Nafi’, Ibnu A’mir dan Kisaii membaca secara ‘nasab’ sementara Ibnu Kathir, Abu A’mru dan Hamzah membaca secara ‘jarr’. Bacaan nasab mewajibkan kaki dibasuh kerana ia dia’tafkan (عطف) kepada وجوهكم. Manakala bacaan jar mensyaratkan sapu sahaja.

Terdapat empat belas qiraat. Yang tahqik ialah mutawatirnya qiraat yang sepuluh .

2. BERHUJJAH DENGAN QIRAAT SYAZ الاحتجاج بالقراءة الشاذة
Al-Quran ialah :
- ما نقل إلينا بين دفتي الـمصحف تواترا
- الـمنزل على الرسول الـمكتوب فى الـمصاحف الـمنقول عنه عليه الصلاة والسلام نقلا متواترا بلا شبهة
Ertinya : "Apa yg dipindahkan kepada kita sebagaimana ada dalam mushaf daripada Nabi s.a.w.secara mutawatir bila syubhah".

Dalam keadaan ini, bolehkah berhujjah dengan qiraat syaz. Mazhab Hanafi menjadikan qiraat syaz sebagai hujjah. Imam Nawawi berpendapat bahawa ia tidak menjadi hujjah dalam mazhab Syafii.

Contoh : Wajib qada puasa Ramadhan secara berturut-turut.
Apabila seseorang tidak berpuasa pada bulan Ramadhan beberapa hari kerana sakit atau musafir, adakah wajib dia mengqadakannya secara berturut-turut atau boleh diqadakan tanpa berturut? Mazhab Hanafi dan sesetengah ahli mazhab Zahiri mewajibkan qada secara berturut. Dalil mereka ialah qiraat syaz yang berbunyi :
فمن كان منكم مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر متتابعات
"Maka sesiapa yg sakit atau musafir maka beberapa hari daripada hari lain berturut2.

Bacaan ini adalah bacaan Ubai bin Ka’ab .
Jumhur ulama berpendapat tidak wajib kerana lafaz متتابعات adalah qiraat syaz. Dalam Quran yang mutawatir hanya berbunyi :
فمن كان منكم مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر ( البقرة : 184 )

Qiraat syaz di sisi sebahagian para ulama adalah setaraf dengan hadis Aahad حديث الآحاد . Imam Sarakhsi berkata :
نحن ما أثبتنا بقراءة ابن مسعود كون الزيادة قرآنا ، وإنما جعلنا ذلك بمنزلة خبر رواه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، لعلمنا أنه ما قرأ بها إلا سماعا من رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وخبره مقبول فى وجوب العمل به ... .
"Kami tidak menetapkan dengan bacaan Ibnu Masud keadaan tambahan itu sebagai Quran. Tetapi kami jadikan ia seperti hadis Aahad yg diriwayatkan daripada Nabi s.aw... kerana kita tahu bahawa Ibnu Masud tidak membaca demikian melainkan didengar daripada Nabi s.a.w. , dan khabarnya diterima pada wajib beramal dengannya".

3. TIDAK SAMPAI HADIS KEPADA MUJTAHID. عدم بلوغ الحديث إلى المجتهد

Contoh : Abu Bakar as-Siddiq apabila diajukan soalan tentang harta pusaka untuk nenek, beliau menjawab :
ما لك فى كتاب الله من شىء ، وما علمت لكِ فى سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم من شىء ، ولكن أسأل الناس
Ertinya : Tidak ada bagi kamu sesuatu di dalam Quran, dan tidak aku ketahui bagi kamu sesuatu di dalam sunnah nabi s.a.w. akan tetapi aku akan bertanya orang lain.

Selepas itu bangunlah al-Mughirah ibnu Syuk’bah dan Muhammad ibnu Maslamah dan bersaksi bahawa Nabi s.a.w. memberikan kepada nenek satu perenam.

Contoh : Umar al-Khattab telah tiba di satu tempat bernama Sarag سرغ dan diberitahu tentang wabak taun di Syam. Beliau bermesyuarat dengan para sahabat tentang wabak tersebut samaada hendak meneruskan perjalanan atau berpatah balik. Masing-masing memberikan pendapat tanpa menyebut sunnah nabi dalam kes ini. Akhirnya datanglah Abdul Rahman ibnu A’uf lalu berkata bahawa Nabi s.a.w. bersabda :
إذا سمعتم به بأرض فلا تقدموا عليه ، و إذا وقع بأرض وأنتم بها فلا تخرجوا فرارا منه
Ertinya : Jika kamu mendengar berita wabak taun di sesuatu tempat sedangkan kamu tidak berada di sana maka janganlah kamu pergi ke sana. Dan apabila berlaku wabak taun di sesuatu tempat sedangkan kamu berada di dalamnya maka janganlah kamu keluar lari daripadanya .

Contoh : Abu Hurairah berpendapat tidak harus bagi orang yang berjunub ketika subuh untuk berpuasa. Pendapat ini dibantah oleh isteri nabi s.a.w. Aishah yang menceritakan bahawa Nabi masih berjunub ketika subuh. Walaupun begitu, baginda terus berpuasa .


4. HADIS SAMPAI KEPADA MUJTAHID TETAPI IA TIDAK SABIT DI SISINYA.
أن يكون الحديث قد بلغ المجتهد لكنه لم يثبت عنده

Sebab ini berkaitan perawi hadis atau sanad hadis. Oleh kerana hadis itu tidak sabit di sisinya, mereka tidak beramal dengan hadis tersebut.
Contoh : Wanita yang bercerai secara baain, adakah wajib nafkah atau tidak. Dalam kes ini, Umar al-Khattab berpendapat bahawa bagi wanita itu nafkah dan tempat tinggal. Ini berdasarkan ayat Quran :
يا أيها النبي إذا طلقتم النساء فطلقوهن لعدتهن وأحصوا العدة واتقوا الله ربكم لا تخرجوهن من بيوتهن ولا يخرجن إلا أن يأتين بفاحشة مبينة
"Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan isteri maka ceraikanlah mengikut iddah dan bertaqwalah kepada Allah. Janganlah kamu keluarkan mereka daripada rumah dan janganlah mereka keluar melainkan jika mereka melakukan sesuatu yg keji".

Ayat ini mewajibkan tempat tinggal bagi wanita yang diceraikan. Oleh kerana itu, dia juga berhak mendapat nafkah. Umar melihat ayat ini umum untuk kes perceraian. Walaupun hadis tentang Fatimah binti Qais telah sampai kepada beliau, tetapi beliau menolak hadis tersebut kerana tidak yakin dengan riwayat tersebut. Hadis tentang Fatimah itu ada dalam Sahih Muslim. Juga terdapat dalam Sahih Muslim perkataan Umar al-Khattab yang menolak riwayat tersebut. Umar berkata :
لا نترك كتاب الله وسنة نبينا لقول امرأة لا ندري لعلها حفظت أو نسيت ، لها السكنى والنفقة........
"Kami tidak meninggalkan kitab Allah dan sunnah Nabi kerana perkataan seorang wanita yang tidak kami ketahui samaad dia ingat atau lupa. Baginya rumah dan nafkah".

5. LAFAZ PERKATAAN HADIS.
الاشتراك فى اللفظ أو عدم معرفة المجتهد بدلالة الحديث لكون اللفظ الذى فى الحديث غريبا عنده

Contoh : Iddah wanita yang ada haid ialah tiga quruk. Firman Allah :
والـمطلقات يتربصن بأنفسهن ثلاثة قروء ( البقرة : 228 )
"Dan wanita yg diceraikan menunggu selama tiga quruk".

Ulama berbeza pendapat kerana lafaz ‘quruk’ قروء mempunyai dua makna iaitu haid dan suci. Aishah dan Ibnu Umar berpendapat bahawa ia bermakna suci. Pendapat ini disokong oleh Malik, Syafii dan Ahmad pada satu riwayat. Sementara Abu Bakar, Umar, Uthman dan Ali berpendapat ia ada haid. Abu Hanifah memilih pendapat ini.



6. WUJUD DALIL-DALIL YANG BERTENTANGAN
تعارض الأدلة فيما يتراءى لنا

Contoh : Nikah orang muhrim.
Imam Malik, Syafii dan Ahmad berpendapat bahawa tidak sah pernikahan orang yang sedang ihram. Ini berdasarkan hadis :
لا يَنْكِح الـمُحْرِم ولا يُنْكِح ولا يخطب
Ertinya : Orang yang ihram tidak berkahwin dan tidak mengahwinkan dan tidak meminang .

Abu Hanifah berpendapat bahawa ia adalah harus. Ini kerana ada pula hadis menceritakan bahawa nabi s.a.w. berkahwin ketika ihram. Daripada Ibnu Abbas beliau berkata :
تزوج رسول الله صلى الله عليه وسلم ميمونة وهو محرم
Ertinya : Nabi s.a.w. bernikah dengan Maimunah sedang baginda masih ihram .

Contoh : Membaca Basmalah secara jahr (kuat) ketika solat.
Di Malaysia, rata-rata umat Islam menyaringkan bacaan Basmalah ketika solat Subuh, Maghrib dan Isyak. Di tempat lain, sebahagian umat Islam membaca Basmalah secara sirr (perlahan). Ada hadis yang bertentangan dalam kes ini.
Hadis tidak menyaringkan bacaan Basmalah ialah :
عن أنس بن مالك قال : صليتُ مع النبي وأبي بكر وعمر وعثمان فلم أسمع أحدا منهم يقرأ بسم الله الرحمن الرحيم رواه أحمد ومسلم ، وفى لفظ : صليتُ خلف النبي وأبي بكر وعمر وعثمان فكانوا لا يجهرون ببسم الله الرحمن الرحيم . رواه أحمد والنسائي بإسناد على شرط الصحيح ،...
"Daripada Anas bin Malik berkata : aku solat bersama Nabi, Abu Bakar, Umar dan Uthman. Aku tidak mendengar seorang pun membaca basmalah. (Riwayat Ahmad dan Muslim)...

Antara ulama yang berpendapat sedemikian ialah Abu Hanifah dan Ahmad. Ada pun hadis menyaringkan bacaan ialah :
وعن قتادة قال : سئل أنس كيف كان قراءة النبي ؟ فقال : كانت مدا ثم قرأ بسم الله الرحمن الرحيم يمد ببسم الله ويمد بالرحمن ويمد بالرحيم . رواه البخاري .
"Qatadah berkata : "Anas ditanya tentang bacaan Nabi. Kata Anas : Bacaan Nabi panjang/sederhana. Kemudian beliau membaca basmalah ..." (Riwayat Bukhari).

Dalam mencari jalan tengah bagi masalah ini, Imam as-Syaukani membuat kesimpulan setelah membahaskan secara mendalam dengan berkata :
واعلم أن الأمة أجمعت أنه لا يكفر من أثبتها ولا من نفاها لاختلاف العلماء فيها بخلاف ما لو نفى حرفا مجمعا عليه أو أثبت ما لم يقل به أحد فإنه كفر بالإجماع.............. فليس شيء من الجهر وتركه يقدح فى الصلاة ببطلان بالإجماع فلا يهولنك تعظيم جماعة من العلماء لشأن هذه الـمسئلة والخلاف فيها ولقد بالغ بعضهم حتى عدها من مسائل الخلاف.
"Dan ketahuilah bahawa umat sepakat bahawa tidak kafir sesiapa yg menetapkannya atau menafikannya kerana perbezaan ulama. Ini tidak sama dengan menafikan satu huruf Quran atau menetapkan apa yg bukan Quran sebagai Quran maka ia kafir dengan ijmak ulama... Maka tidaklah nyaring bacaan atau tidak nyaring merosakkan dalam solat dengan batal dengan ijmak ulama. Maka janganlah engkau ditakuti dengan sebahagian ulama yg membesarkan masalah ini dan khilaf padanya. Dan ada sesetengah ulama terlalu melampau hingga menganggap masalah basmalah ini sebagai masalah aqidah.



7. BERHUJJAH DENGAN HADIS MURSAL الاحتجاج بالحديث الـمرسل
Hadis Mursal bermaksud :
وأما الـمرسل عند الفقهاء وأصحاب الأصول ... ما انقطع إسناده على أي وجه كان انقطاعه... وقال جماعات من المحدثين أو أكثرهم لا يسمى مرسلا إلا ما أخبر فيه التابعي عن رسول الله .
"Adapun mursal disisi fuqaha dan ulama usul... apa yg terputus sanad dalam apa jua keadaan... dan sebahagian ulama hadis berkata hadis mursal ialah apa yg diceritakan oleh tabiin daripada Nabi tanpa ada sahabat".

Dalam berhujjah dengannya, Mazhab Hanafi berhujjah dengannya. Imam Syafii tidak berhujjah dengan hadis mursal melainkan cukup syarat-syarat tertentu.
Contoh : Batal wudhuk ketika bersentuhan antara lelaki dan wanita.
Mazhab Hanafi berpendapat tidak batal. Dalil mereka adalah hadis Ibrahim at-Taimi daripada Aishah :
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقبل بعض أزواجه ثم يصلي ولا يتوضأ. رواه أبو داود والنسائي. قال أبو داود : هو مرسل . إبراهيم التيمس لم يسمع من عائشة.
Mazhab Syafii berpendapat bahawa persentuhan kulit lelaki dan wanita bukan mahram membatalkan wudhuk. Ini kerana hadis tersebut adalah hadis mursal. Imam as-Syaukani berkata :
ورواه الشافعي من طريق معبد بن نباتة عن محمد بن عمر عن بن عطاء عن عائشة عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يقبل بعض نسائه ولا يتوضأ ) قال : ولا أعرف حال معبد فإن كان ثقة فالحجة فيما روي عن النبي صلى الله عليه وسلم.... .


8. ANTARA ZAHIR HADIS DAN MAQASID HADIS.

Contoh : Nabi s.a.w. memerintahkan para sahabat agar pergi dan bersolat Asar di tempat Bani Quraizah pada perang Ahzab dengan bersabda :

. لا يصلين أحد منكم العصر إلا في بني قريظة
"Janganlah seseorang kamu solat asar melainkan di tempat Bani Quraizah".

Para sahabat segera bertolak ke sana. Di pertengahan jalan masuk waktu solat asar. Sebahagian sahabat meneruskan perjalanan dan tidak bersolat asar pada waktu tersebut dengan melihat kepada zahir hadis. Sebahagian sahabat lagi bersolat asar dengan bukti bahawa Nabi s.a.w. hanya ingin kita bersegera ke sana. Mereka melihat kepada maqasid hadis.

Ini adalah sebahagian daripada sebab-sebab kenapa berlaku perbezaan pendapat para ulama. Sebab-sebab ini berkaitan secara langsung dengan Quran dan hadis Nabi s.a.w. Ini tak termasuk sebab dalam masalah usl fiqh lagi.

Rujukan :

1. Ibnu Taimiyyah, رفع الـملام عن الأئمة الأعلام , دار القلم للتراث.
2. Ibnu Qayyim, إعلام الـموقعين عن رب العالمين , مكتبة الإيمان, 1999, cet 1.
3. Sahih Bukhari, فتح الباري بشرح صحيح البخاري, دار الحديث, 1998, cet 1.
4. Sahih Muslim, شرح صحيح مسلم , دار الخير, 1998, cet 4.
5. As-Syaukani, نيل الأوطار شرح منتقى الأخبار من أحاديث سيد الأخيار , دار الحديث, 1998, cet 5.
6. As-Sarakhsi, أصول السرخسي , دار الـمؤيد, 1997, cet 1.
7. Az-Zarqaani, مناهل العرفان في علوم القرآن , الـمكتبة العصرية, 1996, cet 1.

*Jawapan oleh Ustaz Nizam

SUMBER:
http://www.bicarasufi.com/bsc/viewtopic.php?t=14424

Tuesday, December 18, 2007

Kerat Kuku Pada Hari Apa?

SOALAN

Saya ingin mengetahui kesahihan hadis berikut :-

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud
1. Barangsiapa mengerat kuku pada hari SABTU, nescaya keluar dari dalam tubuhnya ubat dan masuk kepadanya penyakit.
2. Dan barangsiapa mengerat kukunya pada hari AHAD, nescaya keluar daripadanya kekayaan dan masuk kemiskinan.
3. Dan barangsiapa mengerat kukunya pada hari ISNIN, nescaya keluar daripadanya gila dan masuk sihat.
4. Dan barangsiapa mengerat kukunya pada hari SELASA, nescaya keluar daripadanya sihat dan masuk penyakit.
5. Dan barangsiapa mengerat kukunya pada hari RABU, nescaya keluar daripadanya was-was dan masuk kepapaan.
6. Dan barangsiapa mengerat kukunya pada hari KHAMIS, nescaya keluar daripadanya gila dan masuk kepadanya sembuh dari penyakit.
7. Dan barangsiapa mengerat kukunya pada hari JUMAAT, nescaya keluar dosa-dosanya seperti bayi baru dilahirkan oleh ibunya dan masuk kepadanya rahmat daripada Allah Taala
**** KESIMPULANNYA****
Hendaklah memilih hari ISNIN, KHAMIS DAN JUMAAT sebaik-baiknya untuk mengerat kuku...

JAWAPAN

Tidak ada hadis sahih berkenaan persoalan mengerat kuku, dan boleh mengerat kuku tanpa mengikut hari-hari tertentu. Walaubagaimanapun, hari Isnin, Khamis dan Jumaat adalah hari yang diutamakan untuk melakukan ibadat sunat. Oleh yang demikian, sunat memotong kuku pada hari-hari tersebut.

SUMBER
http://baheis.islam.gov.my/web/musykil.nsf

Termakan Makanan Haram


Soalan:

Apakah hukumnya apabila kita makan makanan yang haram atau shubhat secara tidak senaja?
M. Rahmat , JB
Jawapan:

Adalah tidak berdosa jika kita memakan sesuatu tanpa menyedari bahawa ia adalah haram, kerana Allah sekali-kali tidak mahu membebankan hamba-Nya atau menyeksanya bagi orang yang tersilap atau terlupa. Sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah SAW: "Sesungguhnya umatku tidak akan ditulis kesalahannya hanya kerana terlupa atau tersilap". Namun begitu kita tetap dituntut untuk sentiasa dalam keadaan berhati-hati dalam menikmati makanan, kerana makanan yang mengandungi benda yang haram atau cara memperolehnya dengan cara yang haram dapat menutup pintu hati.

Kekaji Lembut Semulajadi

Soalan:

Saya mempunyai seorang kawan yang dilahirkan secara fizikalnya normal sebagai seorang lelaki, tetapi jiwa dan nalurinya adalah seperti seorang perempuan. Daripada segi hukum apakah batasan pergaulan dan pandangan matanya terhadap lelaki, sekiranya setiap pandangan ada satu perasaan tertentu?
Man, KL
Jawapan:

Sifat lemah lembut merupakan perkara yang terpuji dan merupakan sunnah Rasulullah SAW. Bahkan Rasulullah SAW sendiri mempunyai sifat lemah lembut dan sopan santun ini. Jika teman anda mempunyai naluri seorang perempuan yang lebih mendekati kepada sifat pondan, maka sifat seperti ini tidak terpuji dan dinilai sebagai menyerupai wanita. Jika sifat ini wujud secara semulajadi semenjak dilahirkan, ia tidak tercela, kemudian bagi yang terlibat hendaklah berusaha menghilangkannya. Tetapi jika ia sengaja bertujuan menyerupai kaum perempuan, perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tercela.

Bagi orang yang memang dari semulajadi lagi sudah mempunyai sifat tersebut hendaklah meninggalkan secara beransur-ansur sifat ini. Jika ia enggan berbuat demikian malah masih berterusan dengan sifatnya, perlulah dikeji sikapnya itu. Namun begitu menurut pendapat Imam An Nawawi, bagi mereka yang tidak mampu meninggalkan sifat ini walaupun secara beransur-ansur ia tidak wajar dicela.

Rasulullah SAW bersabda maksudnya:

"Rasulullah SAW melaknat lelaki yang menyerupai kaum perempuan dan perempuan yang menyerupai kaum lelaki. Sabda baginda: Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah mereka. Nabi pernah mengeluarkan seorang Mak Nyah dari rumahnya sebagaimana Umar juga pernah berbuat demikian".

(Riwayat Bukhari dan Ahmad)

sumber

Bolehkah Bekerja di Hotel?

Bekerja di Hotel

Soalan:

Saya ingin bertanya mengenai hukum orang yang bekerja di hotel.Adakah haram jika seseorang itu merupakan seorang yang taat kepada perintah Allah tetapi dia mencari rezeki dengan menjadi penyelia / bekerja di dalam pejabat di hotel?
Ayang, KL
Jawapan:

Bekerja itu dinilai sebagai suatu ibadah jika pekerjaan yang dilakukan itu tidak mengandungi sesuatu yang syubhat dengan perkara haram, ataupun bekerja dengan niat jika memperoleh pendapatan digunakan untuk perbuatan maksiat dan sebagainya. Pada dasarnya bekerja di hotel itu hukumnya harus atau boleh, bahkan menyediakan penginapan para musafir yang sedang dalam perjalanan dinilai sebagai kebaikan.

Walaupun begitu pada zaman sekarang ini banyak hotel disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, sehingga dengan sengaja mereka menyediakan tempat untuk bermaksiat dan sebagainya. Jika jelas wujud maksiat di hotel tersebut bahkan dengan sengaja disediakan oleh pihak hotel sendiri, maka lebih baik meninggalkan pekerjaan ini, kerana dikhuatirkan ada nilai syubhat dalam rezeki yang kita terima sebagai gaji. Wallahu a'lam.

sumber

Aurat isteri tanggungjawab suami?


Bersama: MOHD. FARID RAVI ABDULLAH

SOALAN:

ADAKAH suami menanggung dosa isterinya yang tidak menutup aurat/mendedahkan aurat kepada yang bukan mahramnya?

JAWAPAN:

RUMAH tangga yang aman damai itu terbina di antara gabungan ketegasan seorang lelaki dan kelembutan seorang wanita. Lelaki berusaha mencari nafkah sementara wanita menguruskan rumah tangga. Tentu tidak akan wujud sebuah rumah tangga yang bahagia jika suami sahaja yang gagah atau kelembutan isteri semata-mata.

seterusnya

Apa Dia WUKUF DI ARAFAH?

Wukuf bermakna 'duduk' yakni melatih manusia 'mati' kerana berpakaian seperti orang dikafankan.

-Dato' Nik Abdul Aziz

sumber

Friday, December 14, 2007

Cara Sambut Aidil Adha

Garis panduan merayakan Aidilfitri dan Aidiladha ada persamaan dan perbezaan. Jika pada Aidilfitri kita dilarang berpuasa pada hari raya pertama, pada sambutan Aidiladha dilarang berpuasa selama empat hari.

Bertakbir hanya sehari di Aidilfitri tetapi dituntut bertakbir selama empat hari berturut-turut di Aidiladha, disunatkan mengerjakan solat sunat hari raya, diwajibkan membayar zakat fitrah pada Aidilfitri tetapi disunatkan melakukan ibadat korban sebagai tanda ketakwaan dan keimanan terhadap Allah selepas solat sunat Aidiladha.

Seterusnya

Gay Mahu Bertaubat

SOALAN 2:

Saya seorang lelaki gay tetapi dari luaran kelihatan seperti lelaki normal. Seingat saya tidak pernah melalui pengalaman pahit sehingga menjadikan saya begini. Sekarang umur saya hampir mencecah 30-an. Saya bukan seorang gay yang aktif tetapi pernah mempunyai pasangan sesama jantina. Sejak kebelakangan saya mula berfikir hidup begini tidak ke mana (melukakan, kesunyian dan kebanyakannya berorientasikan seks semata-mata) dan dilaknat Allah. Apa yang harus saya lakukan?

JAWAPAN:

Apa yang berlaku dan kecenderungan saudara adalah sesuatu yang tidak normal bagi seorang lelaki. Allah s.w.t. menjadikan pasangan bagi manusia adalah kaum lain jenis, lelaki sukakan perempuan dan begitu sebaliknya. Ini yang dinamakan fitrah tabie manusia. Apabila seorang lelaki atau seorang perempuan sukakan jenis yang sama, malahan sanggup melakukan perbuatan yang terkutuk di sisi agama. Puncanya manusia hilang hala tuju kehidupan yang sebenar. Setiap orang perlu melihat kepada asal usul kejadiannya.


seterusnya

Apakah Kelebihan Puasa Arafah?


Bersama: MOHD. FARID RAVI ABDULLAH

SOALAN 1:
Apakah kelebihan berpuasa pada hari Afarah?

JAWAPAN:

Terdapat beberapa hadis yang sahih menggalakkan orang Islam yang tidak ke Tanah Suci Mekah supaya berpuasa pada hari Arafah. Di antara sabda Baginda bermaksud:

Ditanya kepada Rasulullah s.a.w. berhubung puasa pada hari Arafah, maka Baginda bersabda: Berpuasa pada hari Arafah menghapuskan dosanya setahun sebelum dan setahun selepas.

(riwayat Muslim).

Daripada Abi Qatadah daripada Baginda Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:

Berpuasa pada hari Arafah, sesungguhnya aku mengharapkan daripada Allah agar dihapuskan dosa selama satu tahun sebelumnya dan satu tahun selepasnya. (riwayat Abu Daud, al-Nasie dan al-Tirmizi)

Yang dimaksudkan setahun sebelum ialah setahun sebelum 9 Zulhijjah dan setahun selepasnya ialah setahun selepas 9 Zulhijjah, ini bermakna penghapusan dosa bagi dua tahun berturut-turut.

Dua hadis di atas, jelas bahawa sunat kita berpuasa pada hari Arafah di dalam, Bab Puasa Sunat. Sebagai anak Adam kita tidak terlepas daripada melakukan dosa sama ada yang kita sedar ataupun tidak, kecil mahupun besar. Maka dengan adanya peluang sebegini adalah untuk manusia mengambil peluang bertaubat dan menginsafi diri.

Bagi mereka yang ingin mengqada puasa wajibnya, sekiranya dia berpuasa pada hari Arafah dengan niat qada, puasanya sah dan pada masa yang sama mendapat ganjaran yang dijanjikan dalam hadis di atas. Ini tidak bermaksud menangguhkan puasa wajib qada sehingga hari Arafah, ini kerana qada puasa wajib perlu disegerakan. Namun jika ada yang ingin mengqada tidaklah terlepas daripada ganjaran yang dijanjikan. Kerana yang wajib itu sifatnya kulliy dan sunat Arafah ialah juz’iy. apabila kulliy bertemu dengan juz’iy, maka juz’iy ikut sekali. Ini juga kerana adanya musaadafah bertemu yang wajib dengan sunat yang mempunyai fadilat, maka fadilat akan diperoleh oleh orang yang berpuasa pada hari Arafah.

Sumber

Friday, December 7, 2007

Tariqat Ikut Mazhab Ataupun Tidak?

SOALAN:

Assalamualaikum

Adakah tarikat ini mengikut salah satu dari 4 mazhab atau tidak? Maksud saya orang bermazhab Syafii atau Hanafi boleh amalkan tarikat?

Wasalam


JAWAPAN:

Kesemua Tariqah muktabar di dalam dunia ini berlandaskan Al Quran dan Sunnah, dan bermazhab Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Memegang kepada salah satu mahzab yang empat itu. Ulama² kita yang terdahulu yg memimpin tariqah seperti Imam Ghazali, Syeikh Abdul Qadir Jailani, Syeikh Bahauddin, Syeikh Abdus Samad Al Falimbani, kesemua mereka memegang pada salah satu daripada empat mazhab. Jadi tak perlu diragukan mengenai pekara ini, Wallahua'alam.

Ibnu Sirr

http://www.bicarasufi.com/bsc/viewtopic.php?t=1559

Aurat Sepupu & Ipar

SOALAN:

Assalamualaikum,

Di sini saya nak bertanya apakah hukum sentuhan antara sepupu & ipar duai yg berlainan jantina. Dan bagaimana dengan aurat sesama mereka?


JAWAPAN:

Waalaikumsalam..
Marhaban...

Alhamdullilah..

Sepupu dan ipar duai pada Hukumnya adalah sama seperti "bukan muhrim" yg lainnya..maknanya "haram dan berdosa"

Wallahualam..

KAYU

http://www.bicarasufi.com/bsc/viewtopic.php?t=493

Tuesday, December 4, 2007

Kelebihan 10 Hari Pertama Bulan Zulhijjah

Imam al Bukhari Rahimahullah meriwayatkan daripada Ibnu ‘Abbas r.a bahawa Nabi s.a.w bersabda, Tiada suatu hari pun, amalan kebaikan padanya mempunyai kelebihan melainkan pada hari-hari ini – iaitu 10 hari Zulhijjah.

Para sahabat baginda bertanya, Apakah juga (pengecualian itu) termasuk jihad pada jalan Allah? Ujar Baginda, Tidak juga (termasuk) berjihad pada jalan Allah kecuali bagi seorang yang keluar dengan jiwa raga dan hartanya dan tidak membawa pulang apa-apa pun.

Imam Ahmad r.a. dari Ibnu Umar r.a. bahawa Rasulullah s.a.w bersabda, “Tiada suatu haripun, amalan kebaikan padanya mempunyai kelebihan melainkan pada hari-hari 10 Zulhijjah ini, oleh kerana itu perbanyakkanlah padanya tahlil (La Ilaha Illa Allah), takbir (Allah Akbar) dan tahmid (Alhamdu Lillah).

Seterusnya

Menutup Aurat Yang Sebenar

WANITA zaman pasca moden ini, pakaian dan cara berpakaian sebahagian wanita sekarang gagal mencapai matlamat menutup aurat seperti dituntut Islam. Pakaian mereka hanya berjaya menutup kulit badan, tetapi masih tetap mempamerkan kecantikan dan keistimewaan bentuk serta susuk hingga boleh dikatakan, sama ada mereka berpakaian atau tidak, sama saja.

Tetapi itulah hakikatnya, mereka terbabit dengan amalan tabarruj iaitu perbuatan mendedahkan kecantikan rupa paras, sama ada kecantikan itu di bahagian muka atau anggota badan lain. Menurut al-Bakhari, tabarruj ialah wanita yang memperlihatkan kecantikan rupa parasnya.

Ketara sekali mereka yang berkenaan khususnya wanita yang mengakui Muslimat, tetapi sukar dikategorikan sebagai Mukminat, terlalu ingin memperagakan kecantikan diri atau keistimewaan sifat fizikal kewanitaan mereka.

Baca seterusnya

Sunday, December 2, 2007

Sujud Tilawah dan Sujud Syukur

Soalan:
Apakah perbezaan antara sujud tilawah dengan sujud syukur. Adakah ada perbezaan antara kedua-duanya dan apakah syarat kedua-duanya ?
– Isa Latif,
Semporna, Sabah

Jawapan:
Sujud tilawah disunatkan bagi pembaca dan pendengar yang membaca dan mendengar ayat sajdah tersebut yang 15 tempat dalam al-Quran termasuk dua tempat dalam surah al-Hajj dan tiga tempat dalam surah mufassal iaitu al-Najmi, al-Insyiqaq dan al-Alaq dan sembilan lagi dalam surah berikut iaitu al-A’raf, al-Ra’d, al-Nahl, al-Israa, Maryam, al-Furqan, al-Naml, Aliflammim sajdah dan Hamim sajdah. Tempatnya (ayat sajdah yang disuruh sujud) ada bertanda dengan gambar seperti kubah. Sedangkan pada surah Sad itu bukan sujud tilawah malahan sujud syukur dan tidak disuruh dalam solat.

Adapun sujud tilawah ini disunatkan sujud bila membacanya di dalam atau di luar solat. Begitu juga makmum kerana bacaan imamnya, sekiranya dia sengaja menyalahi imamnya atau melakukan sujud secara bersendirian tanpa menurut imamnya adalah batal solatnya. Cara melakukan kedua sujud ini ialah dengan memulakannya dengan takbir untuk turun sujud dan tidak perlu mengangkat tangan semasa bangun dari sujud. Manakala rukunnya ialah bertakbir, sujud dan salam.

Dan syaratnya pula seperti solat berkeadaan suci dan tidak terlalu lama perceraiannya dengan bacaan ayat tersebut. Sedangkan sujud syukur pula dilakukan di luar solat apabila mendapat sebarang nikmat atau terlepas dari bahaya dan bala bencana atau melihat bala bencana. Wallahualam.

http://www.utusan.com.my/utusan/content.asp?y=2007&dt=1202&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_04.htm

Mengumpat Bukan Dengan Lidah?

Bersama: MOHD. YUSOF ABAS

Soalan:
Adakah umpatan itu berlaku hanya dengan lidah? Bagaimana sekiranya seseorang itu melakukan umpatan tersebut dengan lakonan atau meniru keadaannya yang tidak disukai tersebut? Apakah hukumnya?

– Shukila Ramli,
Pasir Puteh, Kelantan.


Jawapan:

Sekalipun umpatan itu disebut sebagai penyakit lidah, bukanlah bererti perbuatan umpatan itu tidak boleh berlaku dengan anggota lain. Ini kerana pada kebiasaan sahaja (umpatan berlaku melalui lidah) sedangkan umpatan tersebut boleh dilakukan dengan anggota lain seperti ajukan dan lakonan. Malahan kata ulama, perbuatan lakonan itu lebih jelas dan lebih dapat menggambarkan keburukan yang ada pada seseorang yang diumpat itu. Allah s.w.t mengingatkan kita supaya menjauhi dan tidak mendengar sama umpatan tersebut. Ini ditegaskan dalam firman-Nya bermaksud: Jangan kamu duduk bersama mereka sehingga mereka bercakap mengenai perkara lain (Surah an-Nisaa ayat 140).

Jadi apa saja yang menggambarkan tentang keburukan yang ada pada seseorang yang tidak disukainya, sekiranya dinyatakan atau digambarkan, maka itulah yang dinamakan umpatan yang ditegah agama dan dosanya tidak akan diampuni Allah melainkan setelah mendapat kemaafan dari tuannya sendiri. Semoga kita diselamatkan dari terlibat dengan kesalahan umpatan tersebut. Allah menggambarkan bagaimana buruknya dosa umpatan itu sehingga ianya disamakan dengan memakan daging saudara kita yang sudah mati dan busuk. Manusia yang waras tidak akan melakukannya kecuali mereka yang tidak siuman sahaja. Wallahualam.

http://www.utusan.com.my/utusan/content.asp?y=2007&dt=1202&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_04.htm

Hukum Memakai Pelaris Perniagaan

Hukum memakai pelaris niaga adalah salah di sisi Islam, kerana ianya menidakkan kekuasaan Allah SWT di yang mengatur rezeki kepada setiap hambaNya.

Kita harus maklum bahawa Allah SWT yang memberi rezeki kepada kita semua, dan dengan demikian kita harus bermohon dan berdoa padanya serta berselawat ke atas junjungan besar Nabi SAW, agar rezeki kita ditambahkan disamping berusaha bersungguh-sungguh. Insya Allah rezeki kita akan bertambah.

Keramatau
http://www.bicarasufi.com/bsc/viewtopic.php?t=17691



Al Marbawi: Harus sekiranya pelaris itu sekadar bacaan ayat-ayat al-Quran dan doa-doa pilihan. Daripada berjumpa bomoh, lebih baiklah kita solat hajat dan perbanyakkan doa.

Solat Ketika Sesat Di Hutan

Soalan:
Bagaimana caranya hendak melakukan solat kalau kita tersesat di dalam hutan pada waktu malam?
. Safiron
Jawapan:
Jika kita tersesat di dalam hutan di waktu malam sedangkan kita tidak dapat mengesan arah kiblat ketika itu, maka kita boleh berpandukan bintang-bintang yang ada di langit. Namun jika bintang-bintang pun tidak kelihatan kerana cuaca mendung ataupun berjerebu, ketika dalam keadaan darurat itu maka kita bolehlah menghadap ke arah manapun yang kita anggap betul ketika itu, kerana yang paling penting saat itu adalah kiblat hati iaitu kepada Allah SWT.

Dari Amir bin Rabi'ah, ia berkata: Kami pernah bersama Nabi SAW. pada suatu malam gelap, lalu bingung menentukan arah kiblat, lalu kami solat. Maka tatkala terbit matahari, ternyata kami solat tidak menghadap kiblat. Lalu turun ayat

"Maka kemanapun kamu menghadap, disitu ada keredhaan Allah."
(Riwayat Tirmizi)


(Sila rujuk Bulughul Malam oleh Al Hafidz Bin Hajar Al Asqalani, bab syarat-syarat solat)

http://www.darulnuman.com/soal/urut2.html

Terbawa Ayat Suci Ke Tandas


Soalan:

Bagaimana sekiranya seseorang terbawa ayat suci Al Quran bersama dengannya ke dalam tandas.
Apakah hukumnya?
. Safiron

Jawapan:


Sebagaimana kita maklumi bahawa Al-Quran adalah kitab suci, justeru itu orang Islam sangat menghormati dan memuliakan Al-Quran. Hampir tiap-tiap rumah orang Islam ada menyimpan kitab suci Al-Quran sama ada untuk dibaca pada waktu-waktu tertentu ataupun sesuatu keperluan yang ada hubungannya dengan Al-Quran.

Al-Quran dibaca dan dibawa oleh setiap orang Islam di rumahnya, di masjid-masjid, di majlis-majlis ilmu dan sebagainya, kerana Al-Quran merupakan panji-panji Islam bagi orang yang membaca dan mengamalkannya.

Dalam hadis Rasulullah SAW dijelaskan:
"Sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya".
(Riwayat Bukhari dan Tirmizi)


Jadi tidak layaklah kitab suci Al-Quran di bawa ke tempat yang bernajis, jika dengan sengaja melakukannya maka kita berdosa, maka segerakanlah memohon keampunan Allah SWT. Namun jika tidak sengaja perkara tersebut dimaafkan, kerana ada keringanan bagi seseorang yang tidak berhasrat melakukan kesalahan. Namun segeralah keluar bila kita menyedarinya.

http://www.darulnuman.com/soal/urut2.html

Meletakkan Quran di Bawah Kepala

Soalan:

Apakah hukum meletakkan al-Quran di bawah kepala untuk mengelakkan gangguan?


Jawapan:

Tidak harus bagi seseorang itu meletakkan al-Quran di bawah kepala sebagaimana yang dilakukan oleh sesetengah orang semasa tidur bertujuan mengelakkan mimpi-mimpi yang menakutkan. Letakkan saja berhampiran kita.

Al Marbawi

SERBAN menurut USTAZ NASRUDDIN TANTAWI



Dalam akhbar Harakah bilangan 1342 keluaran 1-15 September 2007, terdapat satu wawancara dengan Ustaz Nasruddin Tantawi (Naib Ketua Dewan Pemuda PAS Pusat). Antara perkara yang diperkatakan ialah tentang pemakaian serban. Kita ikuti petikan daripada temuramah tersebut.


@ Ustaz selalu dilihat memakai serban, bila bermulanya memakai serban dan bagaimana serban itu sinonim dengan ustaz?

# Saya mula memakai serban sejak saya menuntut di Pondok Pasir Tumboh Kelantan. Saya melihat
IANYA ADALAH SEBAHAGIAN DARI PAKAIAN RASULULLAH SAW.

Maka saya cuba praktiskan pemakaian serban ini dalam kehidupan saya kerana IA
MENGINGATKAN SAYA dan MENIMBULKAN RASA KASIH YANG MENDALAM KEPADA RASULULLAH SAW selain dari MENGAMALKAN SUNAH BAGINDA yang lain.

Warna serban kegemaran saya ialah
PUTIH dan HITAM. Di kala saya memakai SERBAN BERWARNA PUTIH, saya rasa diri saya sebagai seorang ustaz atau guru yang perlu menjaga kehormatan diri dan sahsiah. Ini cukup bermakna bagi saya agar konsisten dalam pembentukan peribadi yang mulia.

Apabila saya memakai
SERBAN HITAM pula, saya rasa gagah dan perkasa untuk meneruskan kelangsungan perjuangan tanpa gentar lagi berhadapan musuh biar siapa pun mereka.
Laksana memakai pakaian perang dan ini penting untuk saya tabah dan sabar mengenderai perjuangan yang getir ini.
TAMAT.

ULASAN ALEX

Petikan ini bagaikan magnet menarik perhatian saya kerana apa yang diperkatakan oleh Ustaz Nasruddin umumnya sama dengan pandangan saya. Saya membiasakan memakai serban (bukan sentiasa berserban) jika ada kesempatan dan sesuai dengan keadaan. Ada ketika saya berkopiah sahaja, ada ketika saya bertopi dan ada ketika tidak menutup kepala dengan apa-apa.
(Sila baca tulisan saya bertajuk CERAMA: SERBAN ABANG bahagian 1-5 untuk memahami tentang serban di http://myalexanderwathern.freephpnuke.org/topic7.html )
Saya mula berserban pada usia dua puluh empat tahun. Sebelum itu saya memang sudah terdedah dengan jemaah Darul Arqam, jemaah Tabligh dan pelajar-pelajar pondok tetapi hati tidak terbuka untuk berserban lagi. Ketika itu baru bekerja dan tinggal di tempat orang. Di kampung itu memang tidak ada orang yang berserban kecuali seorang pakcik tua. Orangnya warak dan mulutnya boleh dikatakan tidak berhenti-henti berzikir jika tidak makan minum, tidur ataupun bercakap. Kenderaannya sebuah basikal tua. Kurus tinggi orangnya dan berkulit putih. Setahu saya dia tidaklah bergiat dengan apa-apa jemaah, wallahualam. Saya pula seorang yang berat mulut, lebih suka berfikir daripada bersembang. Sebab itulah saya tidak berkesempatan kenal lebih rapat dengan si pakcik hinggalah ke akhir hayatnya.

Secara tiba-tiba saya terasa teringin sangat hendak berserban dan berjubah. Sehelai demi sehelai jubah dan kemudiannya serban dibeli. Saya tidak kisah apa kata masyarakat sekeliling. Yang pasti pemakaian begitu mempercepatkan proses mentarbiah hati nurani saya. Biarlah ia menjadi bahan cakapan orang ramai.

Serban pertama berwarna putih, kain licin dan panjangnya tujuh hasta. Khabarnya serban Rasulullah yang terpanjang ialah tujuh hasta dan yang terpendek dua hasta- hendak ikut sunnahlah kononnya. Serban kedua berwarna hitam, kain licin sepanjang lima hasta. Seterusnya serban biasa bercorak warna merah tua, serban al-Maunah (merah putih), serban coklat, serban corak berwarna coklat putih, serban biru dan serban hitam kain kasar (sebenarnya selendang perempuan)- entah yang mana dulu saya pun sudah lupa.

Saya sangat meminati serban Darul Arqam ketika itu tetapi gagal mendapatkannya di mana-mana berikutan pengharaman Darul Arqam sedang di kemuncaknya. Khabarnya hanya jemaah Darul Arqam yang menjual serban jenis itu yang dibawa dari luar negara, kalau tidak salah dari Syria ataupun Jordan. Ketika itu saya melihat corak yang ada pada serban Darul Arqam seolah-olah melambangkan nilai-nilai kemelayuan.

Mengapa saya mula berserban?

Pertamanya kerana gerak daripada Allah hasil istikharah yang saya lakukan.

Keduanya kerana saya rasa yakin ‘membiasakan’ memakai serban itu satu sunnah. Mempertahankan satu sunnah di kala orang lain tidak berminat mempertahankannya akan mendapat ganjaran seratus pahala syahid. Ewahhh!
Ketiganya (sepatutnya yang ini kedua) apabila berserban saya terasa sangat rapatnya kasih sayang saya dengan Rasulullah, entahlah mengapa. Seandainyalah memakai serban ini tidak mendapat apa-apa ganjaran daripada Allah pun, pasti akan saya selalu memakainya juga kerana ia membuatkan saya berasa sentimental dengan kekasih saya- Rasulullah SAW. Saya juga akan terasa betapa besarnya kerja-kerja Rasulullah dulu yang diwariskan kepada kita dan kini menghempap di atas kepala saya. Pahala bukanlah matlamat utama kerana rasa sedap berserban mencontohi Rasulullah adalah lebih sedap daripada berserban kerana mendapat seratus pahala syahid. Itu yang saya rasa.

Yang keempatnya tentulah untuk lebih memelihara diri dan melonjakkan proses mentajdid roh saya yang memang banyak rosak.

Sungguhpun jemaah terakhir yang saya anggotai (hingga kini dan mungkin hingga ke akhirnya) tidak menjadikan serban sebagai salah satu perjuangan mereka, itu tidak menjadi masalah. Ketika melibatkan diri dengan program jemaah, saya berkopiah sahaja. Jika ada urusan sendiri, saya berserban kalau mahu. Amal jemai’e mesti dijaga dan pimpinan mesti diakur- itu prinsip saya. Lagipun, akan nampak peliklah sekiranya saya seorang saja yang berserban. Apatah lagi majoriti mereka merupakan lulusan dari Timur Tengah sedangkan saya orang biasa saja. Nampak lebih-lebih pulak orang biasa berbanding lulusan Timur Tengah. : )

Anda takut berserban? Takut berserban kerana khuatir tidak akan mendapat jodoh? Khuatir orang perempuan tak mahu? Khuatir kerana wanita-wanita cantik yang ada hari ini majoritinya tidak minat lelaki muda berserban? Takut bakal pak mertua ibu mertua tak terima pinangan?

Jika itu pandangan anda, terpulanglah. Boleh jadi anda betul. Tapi berdasarkan pengalaman saya, apa yang berlaku adalah sebaliknya. Ye lah… lain orang lain rezekinya, kan? : )

Ketika mula berserban, saya pun beranggapan begitu. Oleh kerana saya bukan jenis ‘berpasangan’ seperti muda-mudi lain, maka tidaklah saya kisahkan hal tersebut. ‘No women no cry’ kononnya saya zaman itu… hi hi. Kebetulan semangat untuk pergi berjihad http://myalexanderwathern.freephpnuke.org/gate.html?name=News&file=article&sid=216&mode=&order=0&thold=0 mula naik sedikit demi sedikit, ketika itu saya kuranglah fikir sangat ‘takut tak dapat jodoh dan tak sempat kahwin’. Tak ada jodoh pun tak kisah. Jadi kepercayaan yang diperkatakan tadi tidaklah menjadi penghalang kepada saya untuk selalu berserban.

Namun kuasa Allah siapa yang dapat menduga. Wanita-wanita yang pernah tertarik dengan saya menjadi lebih terpaut hati mereka apabila mereka terjumpa saya berserban. Yang belum terpikat pun ada yang jadi terpikat. Pakcik makcik di sekeliling pun ada yang membuat tawaran untuk anak-anak buah mereka walaupun mereka bukan jenis yang minat dengan serban dan tidak kea rah keagamaan pun. Pelik betul! Aku ingat apabila aku mula pakai serban orang akan cabut lari, rupa-rupanya makin dok rapat pulak! Besarnya kuasa Tuhan…!

Dan yang paling penting… ini yang aku nak kongsi sangat dengan sahabat-sahabat yang belum berumahtangga.
Wanita-wanita yang jauh dari agama boleh dikatakan hampir kesemuanya (99%) tidak terfikir untuk mengambil lelaki berserban sebagai suami mereka. Betul tak? Betul! Ini kenyataan! Mereka mengimpikan lelaki yang secorak dengan mereka juga.

Jadi, siapa yang sanggup mengambil lelaki berserban sebagai pasangan hidup? Siapa menurut pandangan anda? …
Tidak lain hanyalah mereka yang sanggup mengikut telunjuk agama! Jenis ini mudah untuk akur dengan agama sekalipun dunia sekelilingnya menolak. Dia sanggup mengambil risiko rugi keduniaan dalam mencari agama.
Bukankah jenis ini yang kita cari? Bukankah jenis ini yang kita impikan sebagai penghulu-penghulu bidadari kita di syurga nanti?
Apabila kita mula berserban, automatik wujud satu TENAGA PENAPIS YANG HEBAT, yang menapis dan menolak keluar wanita-wanita yang tidak ada hati untuk hidup dalam suasana keagamaan daripada mendekati kita. Dengan rela hati mereka meenjauhkan diri. HASILNYA, yang masih menunjukkan minat terhadap kita semuanya jenis yang sanggup akur dengan agama ataupun yang mahu berubah ke arah hidup keagamaan sahaja. Apa macam? Untung tak? : )

Kita kiaskan dengan wanita pula. Sebahagian wanita menyangkakan dengan menyimpan aurat seperti bertudung, bertudung labuh, berjubah, berpurdah, berbicara sopan-santun ataupun memakai pakaian yang kurang warna dan corak akan menipiskan peluang mereka mendapat pasangan. Sebab itu ada pelajar aliran agama sendiri yang pakaiannya terikut-ikut pakaian wanita-wanita di jalanan. Berpakaian menyimpan aurat dianggap menutup terus perhatian para lelaki.

Keluar dari isu utama sebentar… ahli-ahli ilmu hakikat memang kecewa benar dengan perlakuan di atas. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya pemahaman kebanyakan manusia hari ini kerana menyangkakan kuasa untuk menarik dan mendapat pilihan pasangan terbaik ada pada diri mereka. Padahal kuasa untuk menarik dan mendapat pasangan terbaik ada pada Allah sahaja.
‘Siapa yang berkuasa untuk menarik perhatian lelaki ataupun keluarga lelaki kepada anda? Anda ataupun Tuhan?”

Sambung semula…semua wanita mahukan pasangan terbaik. Wanita-wanita yang berfahaman agama ataupun yang mahu mengubah diri ke arah berfahaman agama tentulah lebih lagi mahukan pasangan yang terbaik buat mereka dari sudut agamanya. Sekiranya anda menyimpan aurat sebagaimana yang disebutkan tadi, secara automatik anda telahpun menapis keluar lelaki-lelaki yang tidak anda harapkan untuk menjadi suami anda. Yang melepasi tapisan tentu saja mereka yang memang berfahaman agama ataupun sekurang-kurangnya yang mahu ke arah agama. Akhirnya walau siapapun yang anda pilih daripada mereka yang masih tertinggal ini, risiko anda untuk mendapat suami yang tidak diharapkan menjadi lebih rendah. Peluang anda untuk mendapat suami yang menghampiri ciri-ciri ‘suami impian’ semakin cerah.

Ketika memakai serban putih, saya rasa terdorong untuk mengekal bahkan menambahkan kesucian jasmani, rohani dan roh. Ketika mengenakan serban hitam pula saya rasa terdorong untuk berasa berani dan gagah seolah-olah seorang pahlawan. Serban biru saya pula mendorong saya untuk berkelakuan lebih lemah-lembut, bertolak-ansur, sabar dan tenang. Serban-serban lain kurang saya rasa apa-apa seperti serban putih, hitam dan biru. Memakai serban ketika berhadapan dengan jin-jin yang mengganggu memang memberikan kekuatan dan keyakinan bonus kepada saya. Berdasarkan pengalaman saya juga, jin-jin yang mengganggu cukup benci dengan orang berserban. Kebencian dan penghinaannya dinyatakan secara terang-terangan melalui mulut orang yang sedang mereka rasuki. Jadi, janganlah kita ikut perangai jin ye. Kalau tak teringin hendak memakai pun, janganlah dikata kepada yang yang memakai, raikan saja. : )

Wallahualam.

30-31 OGOS 2007

http://myalexanderwathern.freephpnuke.org/gate.html?
name=News&file=article&sid=220&mode=&order=0&thold=0

Wednesday, November 28, 2007

Bolehkah Meminang Wanita Dalam Edah?


Oleh DR. ZULKIFLI MOHAMAD ALBAKRI

Al-Alusi berkata dalam Ruh al-Ma’ani: Wahai lelaki yang ingin berkahwin, sama ada dengan cara jelas kenyataannya atau secara sindiran, apatah lagi yang membabitkan perempuan yang dalam keadaan idah, maka di sana ada hukum yang dinyatakan di dalam firman Allah s.w.t.

Alah berfirman: Dan tidak ada salahnya bagi kamu tentang apa yang kamu bayangkan (secara sindiran), untuk meminang perempuan (yang kematian suami dan masih dalam idah), atau tentang kamu menyimpan dalam hati (keinginan berkahwin dengan mereka).

Allah mengetahui bahawa kamu akan menyebut-nyebut atau mengingati) mereka, (yang demikian itu tidaklah salah), akan tetapi janganlah kamu membuat janji dengan mereka di dalam sulit, selain dari menyebutkan kata-kata (secara sindiran) yang sopan.

Dan janganlah kamu menetapkan dengan bersungguh-sungguh (hendak melakukan) akad nikah sebelum habis idah yang ditetapkan itu. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu, maka beringat-ingatlah kamu akan kemurkaanNya, dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyabar. (al-Baqarah: 235)

Firman Allah: Dan tidak ada salahnya bagi kamu tentang apa yang kamu bayangkan (secara sindiran), untuk meminang perempuan (yang kematian suami dan masih dalam idah), atau tentang kamu menyimpan dalam hati (keinginan berkahwin dengan mereka).

Sonhaji berkata: Jika seseorang itu hendak meminang janda yang masih dalam idahnya, janganlah pinangan itu dikemukakan kepadanya secara berterus-terang.

Namun, hendaklah dengan sindiran, bayangan ataupun isyarat sahaja, misalnya ia berkata: “Puan ini seorang yang cantik rupanya dan solehah pula orangnya, sedang saya berazam benar hendak berumahtangga, semoga Allah memudahkan saya memperoleh perempuan yang solehah.”

Lain-lain misal ialah menggunakan gaya bahasa yang tidak tepat tetapi sopan. Ataupun dengan menyembunyikan hasrat yang ada dalam hati – tiada dilahirkannya dengan rangkaian kata-kata – hanya dilakukan misalnya dengan melawat-lawat ke rumahnya, atau memberi salam ataupun memberikan suatu hadiah kepadanya.

Ibn al-Arabi berkata: Tafsiran sindiran itu boleh dibahagikan kepada dua bahagian pokok iaitu:

* Menyebutkan kepada wali dengan kata: “Janganlah kamu dahuluiku terhadapnya.”

* Menyebutkan perkara itu kepada wanita tersebut tanpa orang tengah. Jika perkara itu disebutkan sendiri kepada wanita tersebut, maka ada tujuh bentuk kata-kata yang diucapkan :

Lelaki berkata kepada wanita itu: Aku ingin berkahwin.

“Jangan dahulukan dirimu daripadaku.” Dikatakan oleh Ibn Abbas,

“Kamu ini cantik dan saya memang perlukan wanita, dan Allah meletakkan kebaikan kepada anda.

“Kamu memang laris.” Dikatakan oleh Ibn al-Qasim.

“Aku ada hajat, terimalah berita gembira bahawa kamu ini laris.” Wanita itu boleh menjawab: “Aku telah dengar apa yang kamu katakan. Dia tidak boleh menambah sesuatu selain itu.” Dikatakan oleh Atta’.

Diberikan hadiah kepada wanita itu. Dikatakan oleh Ibrahim, jika biasanya lelaki itu memberikan hadiah.

Diberikan hadiah tetapi jangan diambil janjinya. Dikatakan oleh al-Sya’bi.

Firman Allah: Allah mengetahui bahawa kamu akan menyebut-nyebut atau mengingati) mereka, (yang demikian itu tidaklah salah), akan tetapi janganlah kamu membuat janji dengan mereka di dalam sulit, selain dari menyebutkan kata-kata (secara sindiran) yang sopan. Dan janganlah kamu menetapkan dengan bersungguh-sungguh (hendak melakukan) akad nikah sebelum habis idah yang ditetapkan itu.

Sonhaji berkata: Allah mengetahui akan hasrat hati seorang terhadap perempuan yang hendak dipinangnya, tiadalah ia menjadi larangan. Yang dilarang ialah berjanji kepada perempuan itu hendak mengahwininya, kecuali jika membahasakan dengan cara yang patut iaitu dengan memberitahukan walinya, dan mengemukakan pinangannya itu setelah selesai idahnya.

Maksud rahsia atau sulit yang disebut oleh ayat ini sebagaimana yang disebut oleh Ibn al-Arabi: Kamu dilarang daripada berterus terang untuk berkahwin dan melakukan akad nikah, tetapi kamu dibenarkan menyebutnya secara sindiran. Oleh itu, apabila kamu menyebutkannya secara sindiran, maka jaga-jagalah jangan sampai kamu membuat janji untuk berkahwin semasa waktu kamu dilarang melakukan akad kahwin dengan mereka.

Para ulama berselisih pendapat tentang rahsia/ sulit yang disebutkan dalam ayat ini. Ada tiga pendapat tentangnya:

* Ia bermaksud zina.

* Ia bermaksud persetubuhan.

* Ia bermaksud menyatakan secara terus terang.

Al-Tabarani memilih pendapat yang mengatakan ia bermaksud zina berdasarkan kata-kata A’sya yang bermaksud:

Jangan kamu hampiri si gadis kerana rahsianya haram ke atas kamu, maka kahwinilah dia atau pencilkan diri.

Perkataan al-Sir (rahsia / sulit) dari sudut bahasa mempunyai banyak pengertian.

Bicara yang diucapkan secara rahsia dan disembunyikan apa yang terselindung.

* Sir al-Wadi (tebing lembah).

* Sir al-Syai’ (yang terbaik).

* Zina.

* Persetubuhan.

* Faraj wanita.

* Sir al-Shahr (malam-malam yang tidak kelihatan bulan sabit)

Kesemua pengertian ini ada yang boleh dipadankan antara satu sama lain, di mana maksud yang merangkumi semua pengertian itu ialah ‘tersembunyi’. Maksud ini adakalanya umum kepada sesuatu dan adakalanya khusus kepada yang lain.

Perhatikan perkataan yang bermaksud yang terbaik kerana ia tersembunyi dan terpelihara. Perkataan yang bermaksud tebing lembah kerana tebing itulah yang paling elok, kerana keindahan lembah itu hanya dapat dinikmati apabila kita duduk di atas tebingnya bukan di dalam lembahnya. Kerana itulah dinamakan Surriyyah (perempuan simpanan/khadam wanita) kerana dia diambil untuk tujuan persetubuhan.

Perkataan khadam (bagi wanita) digunakan untuk mereka yang diambil untuk bekerja dan disetubuhi. Wanita yang diambil untuk tujuan disetubuhi dipanggil surriyyah yang berakar kata daripada perkataan surur (seronok). Kerana itulah juga faraj wanita dinamakan sir kerana ia adalah tempat untuk berseronok.

Dalam konteks ayat ini, ia bermaksud: Jangan kamu membuat janji kepada mereka untuk bernikah atau bersetubuh, kerana ia merupakan janji yang diharamkan kepada kamu semasa dalam idah, disebabkan mereka diharamkan berkahwin semasa dalam idah sampai waktu tertentu, maka diharamkan juga membuat janji semasa dalam idah itu.

Firman Allah: Dan ketahuilah sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu, maka beringat-ingatlah kamu akan kemurkaan-Nya, dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyabar.

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun, yakni tiada menyegerakan seksa-Nya kepada orang yang derhaka kepada-Nya, bahkan dengan adanya sifat penyantun itu, ditutupi-Nya kesalahan hamba-Nya.

Iktibar Ayat

- Tidak boleh meminang seseorang perempuan dalam idah.

- Berkahwin semasa idah kemudian bersekedudukan hendaklah difasakh dan tidak berkahwin selamanya. Inilah pendapat Malik, Ahmad dan al-Sya’bi.

- Islam menggalakkan perkahwinan tetapi mengikut adab dan syarat-syaratnya.

http://www.utusan.com.my/utusan/content.asp?y=2007&dt=1128&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm

Tuesday, November 27, 2007

Bagaimana Keadaan Dalam Neraka? (video)

Hukum Lelaki Rambut Panjang (video)

Adab Jawab Salam (video)

Maulidurrasul Dari Amalan Abu Lahab?

SECUBIT DISKUSI TERHADAP PEMBANGKANG ACARA MAULID NABI S.A.W.

Asal usul mauled dari amalan Abu Lahab???


Berkata Pembangkang.
Assalaamu'alaikum

Hari ini saya nak bincang sikit bab Abu Lahab nih, sebab nampaknya ada dikalangan kita nih penggemar amalan Abu Lahab... Abu Lahab ni nama sebenarnya adalah Abdul Uza bin Abdul Muthalib binHasyim, bapa saudara Nabi SAW, Pemuka Bani Quraish yg kaya tetapi penentang Da'wah Nabi SAW nombor Wahid.... Tapi mamat ni special gak sebab ada Surah al-Quraan guna nama dia.. hehehhehh Yakni Surah al-Lahab surah ke 111... Boleh rujuk sendirilah yek betapa Allah SWT melaknati Abu Lahab ke Neraka Jahannam. heh heeh ehh mamat camni pun boleh jadi role model.... hancusssss Mengikut ceritanya Abu Lahab ni adalah manusia yg paling Gumbira ketika hari Kelahiran Nabi SAW Lantas membebaskan Hamba abdinya yg bernama Suwaibah. Haaa... Suwaibah ni adalah wanita yg pertama menyusui Nabi SAW.. Kiranya Ibu Susuan Nabi SAW yg nombor wahid. Jadi menurut ceritanya ada seorang Imam yakni Imam al-Qurra al-Hafidz Syamsuddin al-Jaziri didalam kitabnya Urfu at-Ta'rif bi al-MaulidAsy-Syarif telah menyatakan bahawa beliau bermimpi berjumpa dgn AbuLahab dan Abu Lahab cerita kat Imam tu bahawa setiap hari Isnin siksa/azab neraka abu Lahab dikurangi kerana dia memerdekakan Suwaibah ketika Suwaibah ni memberitahu Abu Lahab kabar gembira tentang kelahiran Rasulullah SAW. So maknanya Suwaibah bagi tahu je kat Abu Lahab ni berita kelahiran Nabi SAW tu terus dia MERDEKAAAAAAAAAAA... ok..
Jawapan :

Tidak dijumpai dimana asal cerita Al-Hafiz Al- Juzari berjumpa dengan Abu Lahab, kemudian Abu Lahab bercerita pada Imam Al Juzari?, yang ada , beliau telah diberitakan oleh orang yang bermimpi berjumpa Abu Lahab dan kisah mimpi ini tidak pula dijadikan dasar perayaan menyambut mauled Nabi s.a.w.

Dalam Fathul Baari Syarah Bukhari , Imam Ibnu Hajar Al- Asqolani mencatitkan:

“Imam As- Suhaili menyebut bahawa Al -Abbas telah bermimpi bertemu Abu Lahab , Abu Lahab menceritakan tiada rehat dari seksa melainkan diringankan setiap hari Isnin. Berkata Imam Suhaili (Ini pada anggapan saya , gantinama dia (huwa) disitu dimaksudkan Imam Suhaili yg berkata, Jika bukan beliau maka Sudah Tentu Al Abbas sendiri atau Ibnu Hajar Al Asqolani sendiri yg berkata ) “Demikian itu kerana Nabi Dilahirkan pada Isnin. Suwaibah telah memberitakan khabar gembira Kelahiran Rasulullah saw , lalu ia dimerdekakan”.

Selain riwayat tersebut terdapat lagi riwayat-riwayat dari Ismaili (guru Imam Bukhari) dan Imam Abd Razzak dari Ma’mar dari Az- Zuhri dan dari Imam Bukhari sendiri yg mengatakan diringankan siksa Abu Lahab sehingga dapat menghisap sedikit air dari anak jari atau dicelah ibu jari.
Dimana pulak dijumpai cerita Al- Juzari yg mimpi?. Adakah dengan semata-mata cerita daripada Al-Jazairi saja yang menimbulkan acara mauled?.

Rujukkan:

CD Muallifat Al Hafiz Ibnu Hajar Al Asqolani.

Fathul Baari - juz 9 ms 145.


Pembangkang mengatakan lagi:

Jadi Riwayat mimpi semacam inilah yg dijadikan landasan oleh penggemar Mawlid, atas alasan manusia yg dilaknati Allah SWT macam Abu Lahab nipun diringankan Azabnya kerana memuliakan hari kelahiran Rasulullah,Inikan pula kita... Tetapi malangnya Riwayat ini dan tentang hal ini semuanya tidak kuat sama sekali. Malah bercanggah dgn riwayat yg lebih kuat.


Jawapan:


Belum diuji kaji dah dapat keputusan. Macam cerita tak bagi kawin lebih pula. Jangan lah anda lupa pula, kisah dan cerita mimpi jumpa Abu Lahab ini ada dalam Sahih Al-Bukhari. Tiada siapa pun dikalangan Ulamak yang menegakkan acara mauled menjadikan cerita Abu Lahab ini sebagai asas Hukum Keharusan mauled. Harus dan tidak haram mengadakan acara mauled adalah berdasarkan kaedah-kaedah berhukum yang termaklum. Bukan semata-mata cerita ini.Walaubagaimana pun , siapakah anda yang meleceh-lecehkan cerita dan kisah Abu Lahab dan pembebasan Suwaibah apabila mengkhabarkan kelahiran Nabi s.a.w , lantaran gembiranya Abu Lahab pada kelahiran anak saudaranya terus dimerdekakan hambanya Suwaibah?. Tidakkah boleh ianya dijadikan ikhtibar dan bahan renungan dalam setiap penulisan, syarahan kuliah dan tazkirah untuk menambahkan kecintaan terhadap Nabi s.a.w yang diadakan setiap tahun dimusim-musim tertentu?. Setiap cinta dan kasih kebiasaannya akan membuahkan kebaikan.


Berkata lagi pembangkang:


a) Dalam al-Quraan surah al-Furqan ayat ke 23 Allah berfirman ygterjemahannya, " Dan Kami hadapi segala amal yg mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yg berterbangan." Maknanya amalan Sallih orang kafir walau sebanyak manapun hanya jadi hampeh.

Jawapan:
Bab Amalan orang-orang kafir, walau sebanyak manapun tak bernilai disisi Allah adalah betul, kita menerimanya tanpa ragu.
Tetapi anda belum lagi meneliti Tafsiran ayat tersebut didalam Kitab-kitab Tafsir yang Muktabar. Silalah perhatikan dulu , jangan terburu-buru membuat keputusan.
Imam Ibnu Hajar Al- Asqolani didalam Fathul Baari syarah Hadis Al-Bukhari menjelaskan , adanya keharusan keringanan seksa bagi kafir dan bukan pula bermaksud tidak diseksa langsung.
Imam Al Qurtubhy juga sefahaman dengan Ibnu Hajar.
Imam Al-Baihaqi menyatakan Harus jika berlaku keringanan seksaan pada kafir , apa yg dimaksudkan oleh dalil tidak bermanfaat amalan kafir , adalah tiada kemungkinan mereka terlepas dari seksaan Neraka dan Tiada pula bermakna akan masuk Syurga pula. Nanti akan kita jelaskan insyallah. Wallahu a’lam. Rujukan yang sama.


Berkata pembangkang:

b) Banyak Riwayat lain yg menunjukkan bahawasanya Abu Lahab tidak memerdeka kan Suwaibah ketika beliau memberi berita kelahiran Rasulullah SAW.antara riwayatnya :-
Ibnu Sa'ad berkata, "Muhammad bun Umar al-Waqidi bercerita kepada kami dari tidak hanya satu orang dari seorang ahli ilmu mereka berkata, "Rasulullah SAW menghubunginya ketika dia di Makkah dan Khadijah(Saidatina RA) menghormatinya (Suwaibah). Pada saat itu dia masih budak (Hamba). Lalu Khadijah meminta kepada Abu Lahab agar Suwaibah dijual kepadanya untuk dimerdekakan. Tapi Abu Lahab menolak. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Abu Lahab memerdekakannya. Lalu Rasulullah SAW mengirim mankanan dan pakaian kepadanya, hingga datang kabar kepada beliau bahawa dia telah meniggal dunia pada tahun 7 H. Ketika pulang dari Khaibar.
Al-Hafidz bin Abdul Barri dalam biogarfi Nabi SAW, setelah menceritakan penyusuan Suwaibah kepada Rasulullah, dia berkata,"Suwaibah dimerdekakan oleh Abu Lahab setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah.
Ibnu al-Jauzi berkata," Suwaibah menghadap Rasulullah SAW setelah Beliau menikah dengan Khadijah lalu Rasulullah SAW menghormatinya dan begitu juga Khadijah. Pada saat itu dia masih menjadi budak (hamba), kemudian dibebaskan oleh Abu Lahab.
Jadi perkhabaran bahawa Suwaibah dibebaskan oleh Abu Lahab sebaik Sahaja dia memberi khabar kelahiran Rasulullah SAW adalah diperselisihkan dan yg lebih Rajih adalah dia dibebaskan setelah Nabi SAW berhijrah ke Madinah dan tak ada kena mengena dgn tarikh kelahiran Rasulullah SAW. WAllahu'alam


Jawapan:
Pertama:

Al Waqidi , seorang ahli sejarah, telah maklum disisi Wahabi tidak menerima riwayat nya , sehingga ada yg mengatakanya sebagai pendusta. Kenapa pula anda mengambil pakai pula apabila sesuai dengan pendapat anda sendiri?.
Kedua:

Waqidi tidak pula menyebut sanad-sanad riwayat ambilan ceritanya. Hanya menyebut diambil dari tidak seorang dari Ahli Ilmu. Bukankah anda semua sangat-sangat halus perhatian pada sanad-sanad dan selalu sangat mengulang-ngulang kata-kata ,kalau tak bersanad maudhu’?. Adakah anda mengharamkan acara mauled dgn hadis tak bersanad?.


Ketiga:

Telah maklum , kitab-kitab Tawarikh tidak boleh dijadikan dasar berdalil dalam soal hukum ahkam. Kitab-kitab yang anda sebutkan itu adalah kitab tawarikh .

Walau bagaimana pun , dalil bermaulid bukan berdasar kan semata-mata cerita tersebut . Kalaupun dibawa kisah Abu Lahab ini , hanyalah sebagai penambah sahaja. Bukan asas terhadap hukum harus diadakan acara sambutan mauled .

KESIMPULANNYA:

Semua riwayat berkenaan pertemuan Nabi s.a.w dgn Suwaibah selepas Hijrah adalah tidak tahqiq bagi menunjjukkan Masa Suwaibah dimerdekakan pada ketika itu. Riwayat yang lebih mantap adalah yang menunjjukan Suwaibah telah dimerdekakan ketika kelahiran Nabi s.a.w . Oleh yg demikian, tidak boleh jadi hujjah bagi mereka yg berdalilkan semata-mata riwayat pertemuan Nabi s.a.w dan Siti Khadijah dengan Suwaibah selepas hijrah sebagai batal riwayat yg mengatakan Suwaibah dimerdekakan semasa kelahiran Nabi saw apabila di gandingkan keduanya kemudian ditarjih.



Pembangkang menulis lagi :

salams

ana lebih suka ambik pendapat imam Ibn Hajar (852h)..sebab dia bukan beri pendapat suruh kita bertekak..dia cari jalan tengah....Berdasarkan hadis yang dibicarakan oleh tuan2, telah dirongkaikan oleh imam Ibn Hajar:

berdasarkan hadis tsbt (hadis Abu Lahab), ia menyatakan bhw si kafir juga turut bermanfaat dalam amal solehnya di akhirat kelak, namun begitu ia ternyata menyalahi ayat Quran yang menyebutkan:قال الله تعالى: وقدمنا إلى ما عملوا من عمل فجعلناههباء منثورا"Kami perlihatkan kepada mereka (si kafir) daripada segala amalan mereka itu pada suatu amal, maka Kami jadikannya bagaikan debu2 yang berterbangan".
Aku menjawab:
1-khabar ini adalah mursal yang dibawa oleh Urwah dan tidak disebutkan siapakah yang telah memberitahunya serta dri kenyataan mimpi yang tidak boleh dibuat hujah padanya, maka sekiranya Tsuwaaibah yang bermimpi mengenai hal tersebut dan beliau masih belum Islam(sbgmn yg disebutkan khilaf mengenai pengislamannya) maka itu tidak juga boleh dijadikan hujah.
2-Jika mereka ingin mengambilnya juga dengan menggunakan ihtimal dari hadis atau hujah berfaktakan mengenai Abu Talib yang diringankan seksanya.

a.Berkata Baihaqi: apa yang dinyatakan sebagai keringanan seksa si kafir ini, ia bermakna mrk tetap tidak boleh keluar dari neraka dan tidak boleh juga masuk ke syurga, dan harus diringankan azab seksadaari dosa2 mereka yang melakukan amalan baik.

b.Berkata pula Qadhi Iyadh: ijmak ulaama menyatakan bhw org kafir tidak bermanfaat amalan baaik mereka dan tidak diberi pahala dan tidak juga diringankan azab mereka, bahkan ada sesetengah itu lbh berat seksanya dari yang lain.
c.Aku berpendapat (imam Ibn Hajaar): hal ini tidak diterima sebagai ihtimal, sepertimana yang dinyatakan oleh Baihaqi, kerana semua perkara yg diterangkan berkaitan dengan dosa kafir tulen, adapun seluruh dosa mereka yang tidak kafir (muslim munafiq/fasiq) mka takada halangan untuk diringankan azab mereka.

d.Berkata aal-Qurthubi: keringanan ini khusus kepada mereka yg mempunyai nas padanya sahaja.
e.Berkata ibn Munir dalam hasyiahnya:

i.Mustahil si kafir ini dapat keringanan sebabnya ialah kepatuhan si kafir dengan kekafirannya. Ini kerana syarat kepatuhan dan taat hendaklah adanya niat yang betul soheh. Tapi hal ini tidak ada pada mereka yang kafir.
ii.Pahala kebaikan kepada si kafir pada sesetgh amalannya, adalah dari kurniaan Allah kepadanya. Ini tidak mustahil bagi akal untuk menerimanya.Maka apabila diakui sebegitu, bukanlah pembebasanTsuwaibah oleh Abu Lahab itu sebagai satu perkara baik yang harus diambil kira, tetapi adalah menjadi hak Allah mengurniakannya atau tidak (sekiranya Allah kehendaki) sbgmn kurniaanNya kepada Abu Talib. Adapun hal yang perlu diikuti dalam hal sebegini adalah lebih baik berdiam diri daripada menafikannya atau menyokongnya. Pada pendapat aku, untuk menutup dari membicarakan hal ini, perkara ini mendapat kurniaan sbgmn yg disebut sebagai tanda kemuliaan bagi si kafir atas kebaikan yang dilakukannya. Wallah hu a’lam.(Fathul Bari - jilid 9 hlm.144)wassalam

Kami Menjawab:


Kami menukilkan terjemahan yang betul dari kitab Fathul Baari tersebut seperti berikut:

Komen Ibnu Hajar al-Asqolani:

{Pada hadis terdapat petunjuk bahawa orang kafir mendapat manfaat daripada amalan soleh di akhirat. Tetapi berlawanannya dengan al-Quran firman Allah s.w.t ayat 23 surah al-furqan:”Dan kami lihatkan kepada amalan mereka daripada sesuatu daripada amalnya maka kami jadikannya debu-debu yang berterbangan”. Di jawab: pertama: bahawasa khabar tersebut adalah Mursal telah mengIrsalkan oleh Urwah dan beliau tidak menyebut siapakah yang menceritakan khabar tersebut. Dan di atas fardhu takdir bahawa khabar tersebut adalah Mausul(berhubung dengan Nabi) maka apa yang terdapat dalam khabar tersebut adalah mimpi seorang yang tidur maka tiada menjadi hujah padanya. Dan barangkali perkara yang telah dimimpikannya itu tidak berlaku, kerana disana itu lebih selamat selepas (setiap berlaku mimpi) maka tidak dijadikan hujah dengannya}.

Ulasan kami:

Disini satu kesilapan pada terjemahan anda , sehingga mengatakan suwaibah yg bermimpi. Sebenarnya bukan Suwaibah yg mimpi.

Kedua:

Ikhtilaf keIslaman Suwaibah dijadikan sebab tertolaknya harus keringanan dosa kafir. Saya menyatakan KeIslaman Suwaibah berdalilkan kekukuhan hadis yg diriwayatkan:
“Aslam ,telah mengislamkannya (atau menyelamatkannya) oleh Allah”. Gantinama “NYA” dlm Hadis tersebut memaksudkan Suwaibah sebab beliau adalah dari keturunan Bani Aslam yang telah di doakan oleh Rasulullah s.a.w.
1)Al Bukhari juz 2 /33.
2)Muslim bab Fadhailul Sahabah ,133.
3)Ahmad 2/20.
4)Al Baihaqi 2/208
5)Al Hakim 3/3406) At Thobarani -Mu’jam Kabir 1/134.
Memang keIslaman Suwaibah telah berlaku ikhtilaf para ulamak, tetapi ianya tidaklah menjadi masalah kepada kita untuk menerima pendapat yang lebih kuat pada sisi mereka yang boleh diikuti pendapatnya seperti Imam Ibnu Mandah yang meriwayatkan riwayat yang memantapkan keIslaman Suwaibah , Al Hafiz Ibnu Arabi al-Maaliki didalam Sirajul Muriidin berkata: "Bahawa tiada seorangpun yang menyusui Nabi s.a.w melainkan telah Islam ia" dan Imam Sayuthi juga telah mengemukakan beberapa keterangan. Wallahu a,lam.

Ketiga :

Berkenaan Mursalnya hadis tersebut, telah kita bahaskan dahulu. Ianya tertolak dari diamalkan jika bertentangan dgn Dalil yg kuat dari nya. Tetapi dalam masalah ini tiada pertentangan yg berlaku sebagaimana yg telah di taujihkan oleh Al Baihaqi dan Ibnu Hajar diakhir nanti. Jawapan disini hanya menjawab kemuskilan pertentangan hadis mimpi tersebut dgn zahir ayat quran sahaja, tanpa ditaujihkan lagi.Perlu diingatkan diawwal-awal jawaban disini bukanlah merupakan pendapat beliau. Beliau hanya menaqalkan jawapan secara am sahaja. Nanti kemudian akan beliau jelaskan jawapannya dengan “Qul Tu” .
Keempat:

Ibnu Hajar mengIhtimalkan kemungkinan diterima Mausulnya hadis Urwah tersebut, mengapa demikian ?.

Jawabnya: Terdapat riwayat2 yg lain yg boleh dijadikan sokongan dan menjelaskan siapa yg bermimpi dan dari siapa Urwah menerima khabar. Dan telah maklum setiap mursal jika mempunyai sokongan ternaiklah ia. Ini Dalam perbahasan Ilmu hadis, lebih-lebih lagi kalau dalam feqah. Terdapat 17 sebab pembolehan berdalilkan hadis-hadis mursal.

Kelima:

Nampaknya anda telah meninggalkan perkataan Ibnu Hajar “Dan diatas fardhu takdir mausul hadis tersebut…”.?.. Mungkin takut tersebelah kepihak lain pulak.

Keenam:
Sekalipun mimpi tiada dijadikan hujjah dan dalil.Ini telah maklum kita telah terangkan dulu , Hadis ini tak boleh ditolak begitu saja percuma, telah kita jelaskan dalil mauled bukan dgn hadis ini. Ianya sebagai iktibar saja. Tapi anda sangat takut menterjemahkan kalimat Mausul dlm Fathul Baari tersebut, takut kalau-kalau tak serupa dgn fahaman anti mauled. Wallahu a’lam.


Imam Ibnu Hajar dlm Fathul Baari menyatakan seterusnya:

Kedua: di atas fardhu takdir diterima hadis tersebut, bahawa adalah ia berkait dengan Nabi s.a.w secara khususiah. Berdalilkan kisah Abi Talib seperti yang terdahulu perbahasannya, bahawa telah diringankan seksa daripadanya kerak Neraka kepada puncaknya.


Ulasan kami:

Disini Ibnu Hajar membuat taujih diterima Hadis tersebut atas wajah tiada berlawanan dgn ayat AlQuran tersebut lantaran perkara keringinan seksaan kafir ini terkhusus (khususiah) pada Nabi s.a.w saja.Wallahu a’lam.

Ibnu Hajar menulis lagi:

Imam al-Baihaqi berkata : Perkara yang telah diwaridkan berkenaan pembatalan pahala kebajikan bagi orang-orang kafir maka maknanya “Bahawa sesungguhnya tidaklah mereka itu terlepas daripada api neraka dan tidak juga masuk syurga”. Dan HARUS diringankan seksaan Azab terhadap mereka, yang mewajibkan (TETAP) seksaan disebabkan dosa-dosa yang telah mereka lakukan adalah (DIMAKSUDKAN KEPADA) DENGAN PERKARA-PERKARA KEBAJIKAN YG TELAH MEREKA LAKUKAN SELAIN (DOSA) KUFUR.
Ulasan kami:

Disini Imam Baihaqi menjelaskan perbezaan dua bentuk amalan yg dilakukan oleh orang-orang kafir.

Pertama:Dosa Kekufuran.

Kedua :Amalan kebajikan yg dilakukan oleh Orang-orang kafir.

Beliau telah membuat kajian dan analisa terhadap dalil samada al Quran atau Al Hadis berkenaan dosa-orang dan amalan orang-orang Kafir , kesemua maksud dalil-dalil tersebut bermaksud ketiadaan kemungkinan mereka terlepas dari neraka dan masuk syurga. Ini disebabkab dosa kufur mereka . Perlulah difahami bahawa kufur atau tidak beriman adalah merupakan amal dosa juga dan satu dosa yg amat besar. Satu lagi bentuk amal pula yg pernah dilakukan oleh orang -orang kafir yaitu amal kebaikan/kebajikan , maka yg ini tidak mustahil mendapat keringanan.

Imam Ibnu Hajar seterusnya menyebut:

Ada pun Qodhi Iyadh telah berkata :Ijmak telah berlaku “Bahawa tidak bermanfaat amalan-amalan mereka dan tidak diberi pahala serta tidak ada keringanan azab sekalipun sebahagian daripada mereka sangat-sangat diazab berbanding sebahagian mereka yg lain”. Aku (Ibnu Hajar) menjawab: Ini tidak boleh membangkang Ihtimal yang telah disebut oleh Baihaqi, kerana sesungguhnya semua perkara yang telah datang hadis berkenaan perkara tersebut adalah berkaitan dengan dosa kekufuran. Ada pun dosa yang selain dari dosa kekufuran maka, apakah pula sesuatu perkara yang boleh menghalang daripada keringannanya?.

Ulasan kami:

Pertama :

Nampaknya Imam Ibnu Hajar Amirul Mukminin Fil Hadis menyokong ulasan Imam Al Baihaqi. Ini Jelas dengan diperhatikan cabaran dari Imam tersebut “Ada pun dosa yang selain dari dosa kekufuran maka, apakah pula sesuatu perkara yang boleh menghalang daripada keringanannya?”. Sementara pula kenyataan Qodhi Iyyadh berkenaan ijmak , tidak pula boleh dijadikan alasan. Sebab Taujihnya telah dinyatakan pula oleh Imam Ibnu Hajar , Wallahu a’lam

Kedua:

Anda menterjemahkan “Aku berpendapat (Ibnu Hajar) : Hal ini tidak dapat diterima sebagai Ihtimal sepertimana yg dinyatakan oleh Baihaqi,kerana semua perkara yg diterangkan berkaitan dengan dosa kafir tulen, adapun seluruh dosa mereka yang tidak kafir (muslim munafiq/fasiq) mka tak ada halangan untuk diringankan azab mereka”.

Dimana pula anda memahami ibarat Ibnu Hajar sebegitu?, kita tidak tahu dimana ambilannya. Ibnu Hajar tak pula menyebut dosa Islam munafik, fasik … Disini hanya di bahas kan dosa Kaafir.


Imam Ibnu Hajar Meneruskan lagi:

Al-Qurthuby berkata :

Ini adalah keringanan yang khas untuk perkara ini sahaja dan dengan sesiapa yang ada Nas padanya. Berkata Ibnu Munir, di dalam Hasyiah:
Disana terdapat dua qodhiyah.
Pertamanya: mustahil iaitu ikhtibar ketaatan orang-orang kafir serta kekufurannya, kerana syarat sah taat adalah berlaku ia dengan niat yang soheh. Dan ini tiada didapati dari seorang kafir.
Kedua: Memberi pahala kepada kafir atas sebahagian amalannya adalah suatu sifat kemurahan daripada Allah s.w.t, dan ini tidaklah memustahilkannya oleh akal.
Maka apabila telah tetap seperti itu keadaannya , maka nescaya tidaklah memerdeka Abu Lahab akan hambanya Suwaibah adalah merupakan suatu qurbah (kebajikan) yang diambil kira dan Harus (pula) bahawa memberi kemurahan Allah taala terhadapnya dengan perkara-perkara yang sebagaimana Allah taala anugerahkan kepada Abi Talib. Dan perkara yang diikuti pada masalah yang (seperti) itu, adalah Tauqif (tidak membincangkannya) kepada Nafi dan Isthbat.
Aku (Ibnu Hajar ) berkata: Dan penyudah bahasan ini bahawa, berlaku kemurahan Allah taala yang tersebut kerana MEMULIAKAN KEBAJIKAN yang berlaku daripada pihak si kafir, dan seumpama -seumpama(KEBAIKAN)nya. Walahhuallam.

Tammat Fathul Baari

Rujukan:
1) Fathul Baari juz 9 ms 49 , tahkik bin baaz,Darul Rayyan.
2)Fathul Baari juz 19 ms 175, tahkik Taha Abd. Rauf Darul Qohirah.
3)CD muallifat ibnu Hajar. Darul At Turas.


Ulasan kami:

Nampaknya jelas Ibnu Hajar menyokong pendapat “ada keringinan seksa” pada kafir seperti Abu Lahab.

Anda telah menterjemahkan di perenggan terakhir perkataan perkataan Fathul Bari ( Ibnu Hajar) dgn terjemahan yg betul.

Aku (Ibnu Hajar )berkata: Dan penyudah bahasan ini bahawa, berlaku kemurahan Allah taala yang tersebut kerana MEMULIAKAN KEBAJIKAN yang berlaku daripada pihak si kafir, dan seumpama (KEBAIKAN)nya. Walahhuallam”.

Tetapi anda tidak meng highlight kan kata-kata Ibnu Hajar yg terakhir ini. Mungkin tidak ada faedah untuk mereka yg anti mauled. Wallahu a’lam.
Dengan itu jelaslah apa yg diterjemahkan oleh anda dan yang sependapat dengan anda adalah tidak benar. Demi untuk membetulkan fahaman mereka sangguplah memutarkan mutarkan terjemahan.

Satu lagi diperingatkan,

Sesungguhnya kami tidak ada langsung terbetik didalam hati Kasih kan Abu Lahab penentang Nabi s.a.w, wal iyyazabillah.
Telah maklum , kasih hanya lah untuk Allah dan Rasul Nya.
Bagi mereka yang anti acara mauled , sanggup menuduh ahli acara mauled sebagai kasihkan Abu Lahab pula . Macam-macam, boleh berlaku bila dah fikiran tidak mengikut kaedah yang betul. wassalam.

http://pondoktampin.blogspot.com/search/label/FEQAH?updated-max=2006-09-27T02%3A05%3A00%2B08%3A00&max-results=20